JAKARTA (Arrahmah.com) – Kematian Syaikh DR Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi membuat Bashar Assad terbahak-bahak. Maka, jangan sampai Assad terbahak-bahak untuk kedua kalinya lantaran umat Islam berpecah belah dalam menyikapi terbunuhnya penulis Fiqhus Sirah itu.
Demikian ditegaskan oleh Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) yang juga Ketua Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM dalam acara Talkshow yang bertema: ‘Kemenangan Suriah, Kunci Menuju Bebasnya Al-Aqsha’, Ahad (24/3/2013), di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta Pusat.
Acara talkshow yang dipandu oleh ustadz Umar Makka ini digelar oleh FIPS, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dan Situs Berita bumisyam.com, bekerjasama dengan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
“Terbunuhya Syaikh Al Buthi adalah skenario yang dimaksudkan untuk mengalihkan isu dan memecah belah umat Islam. Karenanya, kita harus menjaga persatuan. Sebab, kalau kita ribut dan berpecah belah, Bashar tambah terbahak-bahak,” ungkap Pengasuh Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) ini.
Untuk mengetahui dan lebih memahami situasi sebenarnya, kata Ustadz Bachtiar, FIPS dan situs berita bumisyam.com mengirim wartawan ke Suriah. Rencananya, secara bergilir wartawan akan dikirim ke wilayah yang tengah dilanda perang antara kekuatan Islam dengan rezim Assad yang ditopang kelompok kufur itu.
Sebagaimana Ustadz Bachtiar Nasir, pemateri talkshow lainnya: Ustadz Bambang Sukirno dari HASI dan Ustadz Muhendri Muchtar dari KISPA, sepakat bahwa kemenangan umat Islam di Suriah adalah kunci menuju bebasnya Al-Aqsha.
Seperti diketahui, wilayah Syam terdiri dari 4 negara yaitu Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon, serta wilayah-wilayah yang tengah dijajah (dikuasai) Zionis.
Dua negara yang disebut di awal, saat ini sedang melawan kekejaman Yahudi laknatullah dan rezim Bashar al-Assad.
Inilah di antara banyak hadits yang berkaitan dengan negeri Syam.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Pergilah ke Syam karena itulah bumi Allah yang paling baik. Allah memilih manusia terbaik hidup di sana. Jika kalian tidak hendak pergi ke sana (Syam) maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari aliran sungainya,” (Sunan Abi Dawud; Musnad Ahmad; Shahih Ibn Hibban, 16:295; al Hakim, al-Mustadrak, 4:510; al Bayhaqi, Sunan al-Kubra, 9:179).
‘Abdullah ibn ‘Amr ibn al-‘Ash meriwayatkan, bahwa Nabi bersabda, “Akan datang suatu masa ketika semua orang beriman pasti akan pergi ke Syam,” (Al-Hakim, Al Mustadrak ‘Ala Shahihain 4:457. Adz Dzahabi menyepakati sebagai hadits shahih berdasar syarah al-Bukhari dan Muslim).
Doa Nabi: “Ya Allah, berkahi setiap takaran sha’ dan mudd kami. Berkahi kami di Makkah dan Madinah. Berkahi kami di Syam dan Yaman,” (al-Thabrani, al-Kabir, 12:84, hadits ke-12.553, al-Haytsami, Majma ‘al-Zawaid, 3:305, Abu Nu’aym al Hilyah, 6:133). (bilal/salam/arrahmah.com)