COLOMBO (Arrahmah.com) – Bodu Bala Sena (BBS), sebuah organisasi Buddhis non-politik yang berbasis di Colombo yang belum lama ini mendesak umat Islam menghapus label halal dari produk-produk di Sri Lanka, mengatakan bahwa Sri Lanka bukanlah negara multi-agama tetapi negara Buddhis Sinhala.
Medagoda Abayathissa Thero mendesak warga etnis Sinhala saat konvensi BBS di Panadura pada Ahad (24/3/2013) malam untuk melindungi bangsa mereka dan tidak membiarkan ras lainnya atau pemeluk agama lainnya mengambil alih, demikian Colombo Gazette melaporkan.
Bhiksu itu juga mendesak para keluarga Sinhala untuk memiliki sedikitnya 5-6 anak sehingga populasi Sinhala terus meningkat dengan tujuan untuk melindungi eksistensi ras Sinhala dan Buddhisme di Sri Lanka.
Sementara itu Sekretaris BBS Galaboda Aththe Gnasara Thera mengatakan bahwa negara harus siap untuk bersatu melawan kelompok-kelompok “ekstrim” Muslim dan Kristen di negara tersebut.
Dia mengklaim bahwa BBS tidak memiliki masalah dengan warga Muslim dan Tamil secara keseluruhan, namun dia mengatakan para Muslimah tidak seharusnya diizinkan memakai niqab di Sri Lanka.
Dia juga mengatakan bahwa seluruh toko harus ditutup pada saat hari raya Poya, termasuk toko-toko milik umat Islam, sehingga seluruh pegawai Buddhis yang bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut bisa pergi ke Kuil.
Selain itu dia juga mengecam dinas asing Sri Lanka, terutama penunjukkan mantan Menteri Muslim sebagai Komisisaris Tinggi ke Singapura. (siraaj/arrahmah.com)