Oleh : Y. Mansharof
Peneliti The Middle East Media Research Institute (MEMRI)
Perwakilan Resmi Iran: Kehilangan Suriah hakikatnya adalah Permulaan Hilangnya Teheran. Suriah hakikatnya adalah satu provinsi dari Iran, Iran telah menempatkan 60.000 kekuatan militer di Suriah sebagai bentuk ancaman untuk Israel.
Mengapa Iran habis-habisan mendukung Rezim Suriah? Ada apa dengan Iran? Apakah semata-mata alasan kesamaan visi kedua Negara yang terlihat dimata dunia sebagai dua kekuatan Timur Tengah yang anti Israel? Berikut ini adalah ulasan laporan dari The Middle East Media Research Institute, seputar alasan lain mengapa Iran habis-habisan mendukung Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Assad yang terungkap dari pernyataan pidato pejabat tinggi Iran
Pengantar
Pada tanggal 13 Februari 2013, Mehdi Taeb, kepala Basis Ammar pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei dan lingkaran Korps Garda Revolusi (IRGC) dengan direktur biro intelejen Hossein Taeb, menyampaikan pidato pada sebuah konferensi Basij di Mashhad, Iran, pada pentingnya Suriah terhadap rezim Iran.
Dalam pidatonya, ia mendefinisikan Suriah sebagai provinsi Iran yang sangat strategis, dan mengatakan bahwa mempertahankan keberadaan rezim Suriah bahkan lebih penting bagi rezim Iran daripada menjaga provinsi kaya minyak Iran selatan Khuzestan – meskipun Khuzestan strategis secara ekonomi.
Taeb juga menekankan bahwa jika musuh-musuh Iran secara bersamaan menyerang Suriah dan Khuzestan, Teheran akan lebih memilih untuk mempertahankan Suriah, karena kerugian jika rezim Suriah tumbang akan mengakibatkan hilangnya Teheran itu sendiri. Dia menambahkan bahwa Iran telah membantu untuk menempatkan 60.000 tentara garda revolusi di Suriah untuk memerangi pemberontak bersama rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Meninjau ancaman regional dan superregional ke Teheran, Taeb menilai sekarang, Israel – bukan AS – merupakan satu-satunya ancaman yang serius. “Teheran telah berhasil membuat Israel terpuruk melalui Hizbullah”, terang Taeb. Dan Taeb menambahkan bahwa AS tidak akan menyerang Iran karena kekurangan keuatan militer untuk melakukannya, dan juga karena ekonomi AS yang tidak stabil saat ini.
Sebagian isi Pidato Mehdi Taeb pidato (Dikutip dari Snn.ir.) [1]
Pandangan Taeb yang penting dan strategis terkait hubungan antara rezim Suriah dan Iran itu sebelumnya telah diungkapkan oleh Ali Akbar Velayati, penasehat pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei, pada tanggal 8 Februari 2013: “Iran telah merencanakan posisi defensif di luar perbatasannya sendiri, dan itu terkait dengan nasib dari negara-negara Islam, inilah mengapa Iran akan terus mendukung orang-orang seperti Bashar Al-Assad sampai akhir … “[2]
Pernyataan Taeb yang memicu kecaman keras dari kalangan konservatif dan reformis dimana mereka mengklaim bahwa pernyataan Taeb merugikan kedaulatan Iran dengan kesediaannya untuk melepaskan bagian berharga dari Iran dan bahwa pernyataannya mendukung klaim Arab bahwa Khuzestan bukan bagian dari Iran. Mereka juga mengatakan bahwa pernyataannya mendukung klaim musuh-musuh Iran bahwa rezim Iran menindas warga negaranya sendiri melalui garda revolusi, dan bahwa pernyataan juga mengkonfirmasi klaim bahwa Iran kini mendukung penindasan warga sipil di Suriah.
Dalam menanggapi kritik, Taeb mengatakan dalam wawancara terpisah dengan tiga media Iran bahwa pernyataannya telah didistorsi, “Media-media asing dan anti-Iran tidak berdaya untuk berurusan dengan media milik rezim Iran, dan karena itu mereka mendistorsi pernyataan yang dibuat oleh Iran [3] … posisi Iran mengenai perkembangan di Suriah benar-benar jelas, dan pernyataan saya adalah analisis politik dan strategis “[4].
Berikut ini adalah kutipan dari pernyataan Taeb terkait kepentingan strategis Iran di Suriah : [5]
Suriah, Sebuah “Provinsi Strategis” Dari Iran
“Suriah adalah provinsi Iran yang ke-35, dan itu adalah provinsi yang strategis bagi kita. Jika musuh menyerang kita dan ingin mengambil Suriah atau Khuzestan, prioritas utama kami adalah mempertahankan Suriah. Dengan mempertahankan Suriah, kita akan mampu untuk merebut kembali Khuzestan, tetapi jika kita kehilangan Suriah, kita tidak akan mampu mempertahankan Teheran …
“Suriah memiliki tentara, tetapi tidak mampu melaksanakan perang kota di Suriah. Inilah sebabnya mengapa Iran mengusulkan pembentukan suatu kekuatan militer, untuk melakukan pertempuran di kota-kota, untuk itulah 60.000 basis kekuatan militer ‘Suriah Basij’ didirikan,… Mereka memiliki kemampuan mengambil alih pertempuran di jalan-jalan kota… “
“Apakah hanya Israel yang menginginkan kehancuran Iran?, Karena kami memiliki sikap yang jelas yaitu kami tidak menginginkan Israel eksis”
“Saat ini, hanya ada satu ancaman bagi kami, dan itu adalah rezim Zionis ynag memiliki keinginan dan kemampuan untuk menyerang Iran, dan tidak ada yang menghalangi Israel untuk melakukan keinginannya tersebut. Namun demikian tidak ada satu pun negara-negara tetangga kita (Afghanistan, Pakistan, Irak, atau Arab Saudi) baik memiliki uang atau kekuatan militer mempunyai keinginan untuk menyerang kita, dengan demikian, kita tidak menghadapi ancaman regional.
Namun di arena superregional, kita melihat AS sebagai musuh yang ingin menyerang kita tetapi tidak memiliki dana maupun kekuatan militer untuk melakukannya … dan tidak memiliki tenaga untuk mengobarkan perang.
“Untuk memeriksa keadaan ekonomi dari suatu negara tertentu, kita harus melihat proposal anggaran … Selama Romney-Obama debat presiden, Romney mengatakan kepada Obama, “Anda telah merusak ekonomi Amerika, dan mengumpulkan $ 16 triliun utang (tentu Iran memanfaatkan keadaan ini untuk mengalahkan pengaruh kita”. Obama menjawab, ‘”utang ini bukan salahku, melainkan kesalahan dari sistem Amerika …”
“Selama konflik 2012 November Gaza, AS berada di Mediterania, tetapi tidak datang untuk membantu Israel. Hal ini karena jika satu roket dari Gaza menghantam salah satu dari kapal perangnya, upah awak itu kapal akan secara otomatis dua kali lipat. Jadi AS tidak akan memulai perang melawan kita.
“Hanya Israel yang ingin menghancurkan kita, karena kita telah mengatakan dari awal bahwa kami tidak ingin Israel untuk eksis, Israel sebagai hulu ledak nuklir yang akan menghancurkan sebanyak provinsi dan kota-kota yang kita punya. Jika mereka menyerang kami, mereka akan bertanggung jawab kepada tak seorang pun di dunia.
“Mengapa kita belum menargetkan nuklir kita untuk Israel? ini karena Israel telah benar-benar terkunci dengan Hizbullah. Selama perang Libanon 2006, rezim Zionis berusaha untuk memecahkan kunci ini yaitu Hizbullah, tapi setelah 33 hari pertempuran Israel menyerah, pihak Libanon menurut Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, “Israel mengatakan bahwa dalam perang itu menggunakan 100% dari kemampuannya sementara Hizbullah hanya menggunakan 4% dari kemampuannya.”
Kritik Terhadap Laporan Mehdi Taeb ini
Khuzestan Adalah Jantung Ekonomi Iran, Apakah jauh lebih penting Suriah?
Shokre Khoda Moussavi, delegasi Majlis dari kota Ahvaz, mengatakan: “Khuzestan ke Iran adalah seperti jantung ke tubuh dan tubuh tidak bisa mengabaikan jantung … Tidak diragukan lagi, tentara bayaran dan lingkaran bayaran mengangkat isu nasionalisme di daerah seperti Khuzestan, nama Khuzestan tidak harus dinaikkan, dalam rangka mendukung Suriah …”
“Bagi rakyat Iran dan untuk Khuzestan, Iran mempertahankan Khuzestan jauh lebih penting daripada menjaga Suriah.” [6]
Taeb Mendorong Iran Untuk Mengakui Klaim Arab atas Kedaulatan Khuzestan
Sebuah artikel di situs Baztab berjudul “Kami Tidak Akan Ganti Khuzestan – Tidak Sekalipun Dengan Damaskus” mengklaim bahwa Taeb telah mengabaikan konsekuensi dari pernyataannya terkait provinsi Khuzestan yang sangat rentan dan juga mengikuti dukungan untuk rakyat Ahwazi terhadap konferensi yang diadakan di Kairo, yang diselenggarakan dalam upaya untuk memecah belah Iran. “
Dalam artikel yang sam ditambahkan bahwa pernyataan Taeb itu “kemungkinan untuk bermain ke tangan kalangan ekstrimis di negara-negara Arab, yang dalam beberapa dekade terakhir telah mengklaim kedaulatan atas bagian Arab di Iran,” artikel itu juga menyatakan “Taeb berbicara ringan dari kemungkinan perang, sementara Iran mengerahkan semua kemampuannya untuk mengurangi tekanan internasional dan untuk mengurangi dampak langsung dan tidak langsung dari sanksi.”
“Dia mengatakan telah menurunkan kekuatan militer di kota-kota, dan gagal menjelaskan kapan Iran menggunakan kekuatan tersebut untuk perang semacam ini – dan sekarang ia merekomendasikan bahwa rezim Assad menggunakannya … Cerita-cerita mengenai kekuatan militer Iran sedang digunakan di Suriah adalah rumor tak berdasar yang disebarluaskan oleh media anti-Iran …”
“Kelangsungan hidup rezim anti-Zionis di Suriah merupakan prinsip strategis Iran, karena itu adalah bagian dari perlawanan di garis depan pertempuran melawan aspirasi dari luar yang mendukung Zionis”. Perwakilan non-militer, diplomatik, ataupun pemangku kebijakan strategis tidak akan pernah merekomendasikan kehilangan bahkan satu inci pun dari kesatuan wilayah Iran. Ini adalah masalah sensitif, bahkan untuk sekedar mendorong kita untuk menggaris bawahi pentingya isu tersebut (Suriah)”. [7].
Taeb Memperkuat Klaim Musuh-Musuh Iran bahwa Bukan Asad yang melakukan peperangan di Suriah Melainkan Iran
Salah satu situs di Iran (Asr-e Iran) menuduh Taeb dengan mengatakan “Taeb melanggar integritas keamanan nasional dan teritorial Iran serta mengobarkan separatisme. Ini menegaskan bahwa Taeb “mengabaikan darah warga Iran yang telah tertumpah untuk mempertahankan provinsi yang berharga Khuzestan.”
Stius ini mencatat bahwa pernyataan Taeb itu tidak membantu rezim Suriah, melainkan melemahkan statusnya terhadap lawan-lawannya di rumahnya sendiri (Iran) … yang memberitahu orang-orang Suriah bahwa Bashar Assad adalah antek dan agen Iran. Musuh Assad di Suriah mengatakan bahwa Assad telah merubah Suriah menjadi provinsi Iran, dan kita akan semakin cepat menyingkirkan kejahatan dari rezim ini, yang dikendalikan oleh orang asing.
“Pernyataan Taeb itu hanya akan merubah para pemberontak bersenjata di Suriah, yang diidentifikasi digerakkan oleh kekuatan asing menjadi tentara bayaran asing menjadi pejuang kemerdekaan Suriah dari Iran, atau menjadi pejuang yang bertujuan untuk membebaskan tanah air mereka (Suriah) dari kekuasaan asing.
“Kemarin, Perdana Menteri Suriah diasingkan Riyad Hijab mengatakan kepada Al-Arabiya TV bahwa Suriah diduduki oleh Iran dan bahwa hal itu dijalankan bukan oleh Assad tetapi oleh Qassem Suleimani, komandan Garda REvolusi. Pernyataan Taeb tidak sama sekali memperkuat klaim kubu anti-Iran (karena ini sduah merupakan fakta yang jelas)”
“Setahu kami, Iran memiliki 31 provinsi resmi. Darimana Taeb mengatakan Iran memiliki 34 provinsi? Dan menambahkan Suriah sebagai provinsi ke-35, kita tidak tahu. Apa mungkin ia juga memasukan negara-negara lain seperti Bahrain, Lebanon, dan Irak sebagai provinsi Iran ?[8]
Apakah Taeb Keliru ?
Sebuah artikel di harian Kayhan Iran, yang dekat dengan Pemimpin Agung Ali Khamenei, menyatakan bahwa “Pernyataan Taeb keliru tentang memprioritaskan Suriah daripada Khuzestan dan telah dieksploitasi media anti_iran … namun Taeb tidak menjelaskan pada bagian mana pernyataannya telah didistorsi, atau apa dia benar-benar mengatakan demikian”.
“Hal ini tidak perlu digunakan untuk mempertentangkan prinsip pentingnya membela Suriah dan prinsip mempertahankan integritas wilayah Khuzestan atau provinsi Iran lainnya, Suriah bukanlah provinsi Iran. Tetapi Suirah merupakan bagian penting dan strategis terkait urusan anti-Israel …”
“Kita mengharapkan orang yang menyatakan pernyataan adalah orang yang tepat. Terutama dalam hal profesionalitasnya ketika mengeluarkan pernyataan dimana terkadang ketika mereka membuat pernyataan yang salah, atau jika kata-kata mereka didistorsi, mereka perlu memperbaikinya pada waktu yang tepat.” [9 ]
Apakah Taeb Memberikan Peluang atas Klaim Arab Selama Ini Terhadap Kedaulatan Khuzestan ?
Sebuah situs Iran The Kaleme, yang dekat dengan pendukung Mir-Hossein Mousavi, menyatakan bahwa Taeb telah mengabaikan konsekuensi dari pernyataannya terkait hubungan internasional, nasional dan sensitivitas keamanan Khuzestan [. 10]
Pada kesempatan lain, situs ini mencatat bahwa “tekanan politik dan media pada Taeb membuatnya menyalahkan orang lain, bukannya meminta maaf dan memperbaiki posisinya.” [11]
Para Aktifis dari Provinsi Ahvaz yang Tergabung dalam Gerakan “Ahvaz Will Be Free” Merespon dengan Menyatakan bahwa Pernyataan Taeb ini Membuktikan Keterlibatan Iran dalam Pembantaian Rakyat Suriah
Dalam menanggapi pernyataan Taeb, sebuah situs separatis Ahvaz mencatat: “Dengan laporan, para pejabat rezim Persia telah jelas membuktikan bahwa Ahvaz tidak selalu berada di bawah kekuasaan Iran dan bahwa sekarang Ahvaz dimasukkan kedalam kawasan ynag bukan merupakan bagian dari rezimIran Rezim. ini, dan Ahvaz akan memenangkan kemerdekaannya”[12].
Website Populer Front Demokratik Ahvazi menambahkan: “Dengan pernyataannya, Taeb telah menggarisbawahi pendudukan langsung Iran di Suriah dan keterlibatan Iran dalam membentuk kekuatan militer di Suriah … Laporan membuktikan keterlibatan langsung Iran dalam pembantaian rakyat Suriah, dari hari pertama Intifada (di Suriah) “[13].
______________________________
Endnotes:
[1] Snn.ir, 13 Februari 2013.
[2] Yjc.ir, 8 Februari 2013.
[3] Fars (Iran), tanggal 15 Februari 2013, Tasnim.com, 16 Februari 2013.
[4] Snn.ir, 16 Februari 2013.
[5] Snn.ir, 13 Februari 2013.
[6] Behar (Iran), 16 Februari 2013.
[7] Baztab.net, 14 Februari 2013.
[8] Asr-e Iran (Iran), 16 Februari 2013.
[9] Kayhan (Iran), 17 Februari 2013.
[10] Kaleme (Iran), 14 Februari 2013.
[11] Kaleme (Iran), 16 Februari 2013.
[12] Ahwazna.org, 16 Februari 2013.
[13] Alahwaz.org, 15 Februari 2013.