LIBANON (Arrahmah.com) – Tujuh pesawat militer “Israel” telah menembus wilayah udara Libanon dan terbang di atas beberapa wilayah negara tersebut. Hal ini merupakan pelanggaran terang-terangan dari sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang seharusnya ditaati oleh “Israel”.
Sebuah kendaraan udara tak berawak “Israel” memasuki wilayah udara Libanon di atas selatan perbatasan desa Kfar Kila, yang terletak 96 kilometer (59 mil) selatan Beirut, pada pukul 6:05 pagi waktu setempat (0305 GMT) pada hari Selasa (12/3/2013), menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Libanon.
Pesawat remote control melakukan penerbangan pengintaian di atas beberapa daerah di Libanon selatan sebelum meninggalkan wilayah udara negara itu pada pukul 4:10 waktu setempat (1310 GMT), sementara terbang di atas selatan desa al-Naqoura, yang terletak 91 kilometer (57 mil) selatan Beirut.
Kemudian pada hari itu, empat jet tempur “Israel” melintas di wilayah udara Libanon pada pukul 9:15 pagi waktu setempat (0615 GMT).
Pesawat tempur terbang di atas beberapa daerah di Lebanon sebelum meninggalkan wilayah udara negara itu pada pukul 10.25 pagi waktu setempat (0725 GMT) saat berada di atas desa al-Naqoura.
Pada hari Senin (11/3), sebuah pesawat tanpa awak “Israel” menyeberang ke wilayah udara Libanon di atas kota perbatasan selatan Alma al-Shaab pada pukul 09:25 malam waktu setempat (1825 GMT) dan penerbangan pengintaian yang dilakukan atas wilayah Bekaa Barat sebelum meninggalkan wilayah udara Libanon pada pukul 06:40 waktu setempat (0340 GMT) pada hari Selasa (12/3) saat berada di atas al-Naqoura.
Selain itu, kendaraan udara tak berawak “Israel” memasuki wilayah udara Libanon di atas al-Naqoura pada pukul 11:35 pagi waktu setempat (0835 GMT) pada hari Senin (11/3).
Pesawat remote control melakukan penerbangan pengintaian di atas beberapa daerah di selatan Libanon, termasuk kota-kota Riyaq dan Baalbek, sebelum meninggalkan wilayah udara Libanon pada pukul 10:15 waktu setempat (1915 GMT) saat berada di atas kota Alma al-Shaab.
“Israel” melanggar wilayah udara Libanon hampir setiap hari, dan mengklaim penerbangan-penerbangan itu untuk melayani keperluan kedaulatan. (banan/arrahmah.com)