KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Universitas telah menjadi tempat utama untuk merekrut “militan” Islam dari kalangan pemuda yang akan ditarik ke dalam jaringan “teroris”, ujar pakar keamanan Malaysia.
Tidak seperti negara tetangga, Indonesia dan Thailand, negeri dengan mayoritas Muslim ini walaupun bebas dari serangan teror, namun ada kekhawatiran bahwa kebijakan longgar telah menciptakan surga bagi pelaku jihad, tambahnya.
Pada bulan Juni, otoritas Malaysia mendeportasi seorang ulama asal Suriah, Aiman Al Dakak (45) bersama delapan orang asing lainnya dari Suriah, Yaman, Nigeria dan Yordania, sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa.
Al Dakak memberikan kuliah untuk mahasiswa Malaysia dan asing di rumahnya di Kuala Lumpur, ia menyebarkan ideologi jihad, namun dituduh mendesak murid-muridnya untuk melakukan pemboman di tempat-tempat ibadah di Malaysia. Tuduhan ini belum jelas terbukti.
Bulan berikutnya, seorang insinyur, Mohammad Fadzullah ditahan di bawah undang-undang keamanan dalam negeri dengan tuduhan yang sama, mencoba merekrut mahasiswanya di universitas nasional Malaysia dan institut teknik untuk menjadi “militan”. (haninmazaya/arrahmah.com)
*gambar : mahasiswa Malaysia tengah melakuka aksi unjuk rasa