Sabtu pagi (27/10), sebuah ledakan besar terjadi di sebuah rumah di Gaza menewaskan seorang perempuan muda dan dua bocah Palestina. Direktur Bulan Sabit Merah, Khaled Abu Ayish, menyatakan bahwa gadis Palestina tersebut baru berusia 19 tahun bernama Samah Nawaf Abu Sabt.
Ledakan lainnya juga terjadi di dekat kota Al-Qarara, dekat Khan Younis, dan dilaporkan melukai tiga orang Palestina.
Seorang saksi mata menyatakan bahwa sebuah misil terlihat ditembakkan dan jatuh di dalam rumah Abu Sabt’s di Gaza. Markas tentara Zionis-Israel yang terletak di Kisufim ditengarai sebagai asal dilontarkannya misil tersebut.
Di tempat lain, Presiden Palestina yang oleh rakyatnya sendiri dikenal sebagai ‘Kolaborator Zionis-Israel’, Mahmud Abbas, bertemu kembali dengan PM Israel Ehud Olmert. Dalam pertemuan itu Abbas meminta agar Olmert mempertimbangkan kembali langkah yang akan ditempuh Israel terkait rencana memutus aliran gas, minyak, air minum, dan listrik ke Kota Gaza yang dikuasai HAMAS.
Atas permintaan itu Olmert mengatakan bahwa Israel tidak menginginkan rakyat Palestina yang berada di Gaza susah, namun rencana pemutusan aliran berbagai kebutuhan primer hidup tersebut akan tetap dilakukan sebagai langkah Israel untuk menjadikan Gaza aman dari “teroris”. Dalam kamus Olmert, teroris yang dimaksud adalah HAMAS yang secara de facto menguasai Jalur Gaza.
Sumber: Eramuslim