RAMALLAH (Arrahmah.com) – Pemerintah Palestina tidak mengetahui rencana AS mengenai batas baru wilayah negara bagian Palestina di masa yang akan datang untuk menggantikan ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya, seorang pejabat Palestina mengatakan pada Minggu (26/12/2010).
Yasser Abed Rabbo, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak memberitahu pejabat Palestina mengenai batas-batas kenegaraan Palestina di masa depan dan masalah keamanan yang relevan lainnya, lansir Xinhua.
Komentar Abed Rabbo ini muncul setelah laporan media Arab yang menyatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Barack Obama mengabaikan perjanjian awal yang ditengahi oleh mantan US utusan keamanan AS untuk Timur Tengah, James Jones, pada tahun 2008.
Dalam kesepakatan yang juga dihadiri oleh Israel, Palestina, Yordania, dan Mesir ini, Israel seharusnya tidak memiliki kontrol militer atas negara Palestina dan tentara Israel seharusnya tidak ditempatkan di perbatasan timur yang bersebelahan dengan Yordania.
Laporan mengatakan bahwa Washington menyarankan untuk membentuk sebuah komite keamanan yang akan membahas perbatasan dan isu-isu keamanan. Saran itu muncul di tengah laporan lain bahwa Amerika Serikat dan Israel mengadakan pertemuan rahasia mengenai langkah-langkah yang akan diambil setelah Palestina menyatakan negaranya akan menjamin keamanan Israel.
Namun, Abed Rabbo mengatakan semua laporan tersebut mungkin saja tidak benar,dan menekankan bahwa Palestina “tidak dapat menangani laporan-laporan ini.”
Tapi dia menyatakan kekecawaan atas kinerja pemerintahan Obama yang terlihat ‘menganaktirikan’ masalah Palestina dan tindakan AS yang jauh dari kesepakatan internasional.
Amerika Serikat dan Israel menentang anggapan bahwa kedua negara yang bersahabat dekat itu melakukan kesepakatan sepihak dalam mendeklarasikan negara bagian Palestina di tanah yang telah diduduki Israel sejak tahun 1967.
Palestina terpaksa mengambil solusi yang diprakarsai AS untuk membentuk negara bagian ini pada bulan September, setelah Israel kembali jor-joran membangun pemukiman di Tepi Barat.
Israel dan Amerika “harus mengakui perbatasan daerah pendudukan sebagai perbatasan negara bagian Palestina,” tambah Abed Rabbo. (althaf/arrahmah.com)