KIDAL (Arrahmah.com) – Sumber-sumber khusus di Mali Utara melaporkan kepada situs berita Mauritania, Anbaa Info, pada Senin (25/2/2013) bahwa Pasukan Khusus Chad yang berasal dari suku Zagowah dan Qara’an mundur dari garis depan pertempuran sengit yang terjadi di antara pasukan ECOWAS yang didukung pesawat tempur penjajah salibis Perancis dengan mujahidin di bertahan di pegunungan Ufogas.
Sumber-sumber militer di garis depan melaporkan kepada Anbaa Info bahwa Pasukan Khusus Chad ditarik mundur setelah anak presiden Chad, Mayor Jendral Muhammad Idris Debby, terluka parah dalam pertempuran sengit terbaru dengan mujahidin.
Terluka parahnya anak presiden Chad merupakan pukulan berat kedua bagi Pasukan Khusus Chad yang bertempur dalam pasukan gabungan ECOWAS di Mali Utara. Beberapa jam sebelumnya, panglima tertinggi Pasukan Khusus Chad untuk operasi di Mali Utara, Jendral Abdul Aziz Hasan Adam, tewas tertembak dalam pertempuran sengit dengan mujahidin.
Satuan Pasukan Khusus Chad yang ditarik mundur dari medan pertempuran di pegunungan Efogas menyatakan keberanian Pasukan Khusus Chad yang sudah sangat terkenal telah diperalat oleh pasukan Perancis yang menjerumuskan mereka dalam pertempuran tidak seimbang dengan sekelompok “hantu” yang bisa bersembunyi dan muncul menyerang secara tiba-tiba di wilayah pegunungan Efagos.
“Ketika satuan-satuan Pasukan Khusus Chad maju ke garis terdepan pertempuran, kami melihat sendiri pasukan-pasukan Afrika lainnya menolak maju untuk menghadapi musuh. Hal itu jelas kami tolak.” kata sejumlah anggota Pasukan Khusus Chad yang ditarik mundur dari medan pertempuran di pegununan Efogas.
Mujahidin Anshar Ad-Din telah melancarkan perang gerilya di wilayah luas gurun Sahara di Mali Utara. Sementara itu mujahidin Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) yang telah belasan tahun bergerilya dan membangun basis di wilayah pegunungan sepanjang Aljazair, Tunisia, Libya dan Mauritania, memancing pasukan ECOWAS dan penjajah salibis Perancis dalam pertempuran di wilayah pegunungan Efagos.
Hanya dalam hitungan beberapa hari pertempuran gerilya, jendral Pasukan Khusus Chad tewas dan anak presidennya terluka parah di tangan mujahidin AQIM. Amir AQIM, Syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud, dalam pesan videonya yang dirilis oleh Yayasan Media Al-Andalus telah menegaskan bahwa AQIM telah siap menerjuni perang gerilya untuk satu abad lamanya. (muhib almajdi/arrahmah.com)