PARIS (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Perancis mengatakan bahwa pasukan Perancis terlibat dalam pertempuran sangat sengit di wilayah pegunungan di Mali utara dan menurutnya masih terlalu dini untuk membicarakan penarikan pasukan dari negara Afrika Barat itu meskipun biaya perang terus meningkat tajam.
Pertempuran melawan Mujahidin Mali di pegunungan Adrar des Ifoghas telah berlangsung selama berhari-hari.
Sebuah bentrokan sengit di wilayah itu telah menewaskan 23 tentara boneka Chad pada Jumat (22/2/2013) pekan lalu.
Tentara dari Chad dan negara Afrika lainnya telah bergabung dengan penjajah Perancis untuk melancarkan invasi militer di Mali utara yang pernah dikuasai oleh Mujahidin selama hampir satu tahun.
Peningkatan biaya
Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada radio Perancis, RTL pada Selasa (26/2) bahwa intervensi Perancis di Mali telah menelan biaya lebih dari 133 juta USD sejak 11 Januari lalu.
Pada minggu-minggu pertama Perancis mengklaim sangat mudah mengambil alih kota-kota di Mali utara yang pernah dikuasai Mujahidin. Namun pertempuran yang sangat sengit kini mulai terjadi di wilayah pegunungan selatan Sahara.
“Kami berada di jantung konflik,” ujar Le Drian. Sementara itu beberapa pihak menyarankan Perancis untuk menarik pasukan mulai bulan depan tetapi Le Drian bersikeras dan mengatakan dia tidak bisa berbicara tentang penarikan cepat saat pertempuran di pegunungan masih terus berlangsung.
Kematian tentara Chad digambarkan sebagai bahaya dari misi Perancis. (haninmazaya/arrahmah.com)