KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin Taliban atau Imarah Islam Afghanistan membantah laporan tak adil dari PBB terkait korban sipil Afghan selama 2012, mengatakan laporan tersebut tidak berdasar.
Bantahan ini dikeluarkan setelah PBB mengeluarkan laporan terbaru yang mengumumkan bahwa jumlah korban sipil Afghan telah menurun sebesar 12% selama 2012.
Laporan tersebut mencatat setidaknya 2.754 warga sipil tewas dan 4.805 lainnya menderita luka-luka, yang mana 81% dari total korban disalahkan kepada mujahidin Taliban.
Laporan PBB mengatakan hanya 8% korban sipil yang menjadi korban akibat serangan-serangan pasukan keamanan (baca: pasukan penjajah dan antek-anteknya) sementara 11% lainnya tidak diketahui.
Dalam laporan tersebut tercatat “militan” menyebabkan kematian sekitar 2.179 warga sipil dan melukai 3.952 lainnya akibat serangan-serangan bom, yang menurutnya menunjukkan peningkatan sebanyak 9%. Sementara PBB melaporkan bahwa pasukan keamanan hanya menyebabkan kematian 316 warga sipil dan melukai 271 lainnya, yang menurutnya menunjukkan penurunan 46%.
Taliban membantah keras laporan PBB itu, yang mana sebagian besar korban disalahkan kepada mujahidin.
Dalam sebuah surat terbuka untuk PBB, juru bicara Imarah Islam Afghanistan Zabihullah Mujahid, mengatakan “Dalam laporan-laporan kalian, kalian selalu menuding Taliban bertanggung jawab atas sejumlah besar korban sipil, tetapi kalian tidak memberikan rincian di dalam laporan kalian tentang jumlah dan tempat-tempat yang rusak,” dikutip Pajwhok Afghan News.
Mujahid lebih lanjut menjelaskan bahwa faktanya serangan-serangan udara NATO dan operasi-operasi darat yang dilakukan tentara penjajah dan boneka mereka yang menyebabkan warga sipil tewas dan terluka. Mujahid mengambil contoh serangan udara mematikan belum lama ini di provinsi Kunar dan Maidan Wardak.
Mujahid juga menjelaskan bahwa klaim PBB bahwa sebagian besar korban sipil tewas dan terluka akibat bom-bom pinggir jalan yang ditanam Taliban adalah tidak benar. Pada kenyataannya jika kasus demikian terjadi, hal itu dilakukan oleh orang-orang intelijen musuh dan kemudian disalahkan kepada mujahidin.
Contohnya, Mujahid mengatakan, agen-agen intelijen meledakkan bom yang menewaskan 11 gadis di distrik Chaparhar, provinsi Nangharhar.
Mujahidin Taliban telah berulang kali menjelaskan bahwa operasi-operasi jihad mujahidin hanya menargetkan pasukan musuh, penjajah dan antek-anteknya, dan serangan dilakukan dengan perencanaan yang matang dan selalu memperhitungkan keberadaan korban sipil agar tidak menjadi korban. (siraaj/arrahmah.com)