JAKARTA (Arrahmah.com) – Misteri hilangnya istri dan anak aktivis Islam Ustadz Fauzan Al Anshari belum terungkap. Direktur Lembaga Kajian Politik dan Syariat Islam (LKPSI) itu menduga sang istri, Umi Olif, dan anaknya yang berusia sepuluh bulan, Alifah, telah diculik orang tak dikenal, berikut berita yang dikirim Ustadz Fauzan kepada arrahmah.com yang sebelumnya telah dilansir itoday.
Umi Olif dan Alifah dinyatakan hilang pada Ahad (10/02). Sebelum dinyatakan hilang, ibu-anak itu menumpang bus ‘Budiman’ dari Banjar, dan turun di pintu tol Cileunyi, Bandung pada pukul 13.30 WIB, Ahad (10/02).
Ustadz Fauzan menceritakan informasi yang ia himpun, bahwa menurut kondektur bus Budiman, Umi Olif menumpang bus Budiman bersama seorang laki-laki paruh baya, yang berjenggot, bergamis dan berjidat hitam. Kondektur bus Budiman menduga, lelaki misterius itu suami Umi Olif.
“Kondektur bus Budiman mulai curiga, saat istri saya turun bersama lelaki itu terburu-buru. Saya dapat informasi hilangnya istri saya dari kondektur itu. Saya curiga, istri saya telah dihipnotis lelaki misterius itu,” tutur Ustadz Fauzan.
Terkait dugaan motif penculikan sang istri, Ustadz Fauzan menduga, penculikan itu dilatarbelakangi sikap kritis Ustadz Fauzan yang kerap berdakwah soal kekafiran sistem demokrasi. “Mungkin ada yang merasa terganggu dengan dakwah saya. Saya sering bilang bahwa demokrasi itu sumber malapetaka, karena syirik hukumnya,” ungkap Fauzan.
Menurut Ustadz Fauzan, sekitar satu bulan sebelum penculikan itu, ada pesan pendek (SMS) yang masuk, dengan nada mengancam. Intinya, pengirim menyatakan Ustadz Fauzan telah mengkafirkan saudara-saudara sendiri.
“Orang itu bilang, ‘kami’ sedang berjuang di sini. Dakwah Anda menganggu strategi kami masuk sistem demokrasi. Orang itu juga bilang, asal tahu saja, kami ini mengutamakan umat daripada pribadi. Kemudian saya tanya, apakah Anda dari PKS? Itu tidak dijawab,” tutur Ustadz Fauzan.
Ustadz Fauzan menegaskan bahwa, ‘peneror’ mengirimkan SMS ke nomor khusus yang hanya diketahui beberapa orang saja. “Tidak ada yang tahu nomor khusus saya, kecuali orang-orang tertentu. Salah saya, saya pernah menghubungi temen-temen. Kalau itu dari telepon nyasar, itu tidak mungkin. karena peristiwanya cepat,” ungkap Ustadz Fauzan.
Berdasarkan adanya teror via SMS itu, Ustadz Fauzan menduga penculikan Umi Olif dan Alifah adalah bagian dari operasi intelijen. “Mungkin ini ada operasi intelijen. Dari fakta SMS teror itu, diduga ada keterkaitan dengan sebuah kelompok besar yang mengatasnamakan umat Islam. Mereka masuk sistem demokrasi yang sangat terganggu dengan dakwah saya,” ungkap Fauzan.
Hingga saat ini, Ustadz Fauzan mengaku belum melaporkan dugaan penculikan itu kepada pihak kepolisian. “Sudah ada tiga polisi yang mendatangi rumah saya. Saya katakan, saya belum minta bantuan polisi. Saya cuma menyampaikan kronologi kejadiannya. Polisi dengar dari masyarakat,” pungkas Ustadz Fauzan. (bilal/arrahmah.com)