KABUL (Arrahmah.com) – Mulai merasa depresi karena tak mampu menghadapi perlawanan Mujahidin Afghan, pasukan salibis pimpinan AS telah menggenjot produksi serangan udaranya di Afghanistan ditengah-tengah meningkatnya kemarahan publik atas serangan seperti ini karena lebih banyak mengakibatkan kematian warga sipil.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa pada bulan November saja jet tempur NATO telah melancarkan 850 misi di negeri Muslim tersebut yang meningkat 3,5 kali di periode yang sama pada tahun lalu.
Serangan mengakibatkan korban sipil Afghanistan melonjak dan meningkatkan kemarahan publik, dengan lebih dari 70 persen penduduk Afghan menyatakan keberatannya terhadap serangan seperti ini.
Situasi ini menyebabkan meningkatnya sentimen anti-AS di Afghanistan dan seluruh dunia Islam.
Sementara itu, di lain pihak, Mujahidin juga meningkatkan serangannya.
Pentagon telah mengumumkan bahwa jumlah serangan senjata melawan pasukan pimpinan AS telah meningkat dua kali lipat dalam waktu kurang dari setahun.
Perang di Afghanistan diluncurkan dengan tujuan yang tidak jelas, AS mengklaim berusaha membatasi militansi dan membawa kestabilan di negara itu saat melancarkan perang. Namun warga sipil Afghan harus membayar dengan harga yang sangat mahal atas itu. (haninmazaya/arrahmah.com)