ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk mengakhiri serangan pesawat tak berawak yang diklaim AS menargetkan Mujahidin Taliban namun kebanyakan membunuh warga sipil yang menyebabkan meningkatnya sentimen anti-AS di kalangan rakyat sipil Pakistan.
“Serangan drone menentang kedaulatan Pakistan, melawan hukum internasional dan melawan piagam PBB,” klaim Jalil Abbas Jilani, seorang pejabat di Kementrian Luar Negeri Pakistan seperti dilansir Al Jazeera.
“Orang tak berdosa tewas dalam serangan-serangan ini,” lanjut Jilani pada Jum’at (8/2/2013).
“Kami telah melakukan pembicaraan dengan AS untuk menghentikan serangan-serangan pesawat tak berawak dan kami berharap untuk sesuatu yang positif dari dialog ini dan berharap serangan-serangan itu akan berhenti.”
Jilani memperkirakan bahwa serangan pengecut drone AS di wilayah kesukuan Pakistan dekat dengan perbatasan Afghanistan telah menewaskan sedikitnya 1.900 sampai 3.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil tak bersalah.
Sebelumnya (7/2) John Brenan, kandidat direktur CIA, membela penggunaan senjata jenis ini untuk memerangi Mujahidin di seluruh dunia.
Brennan mengatakan bahwa CIA dan badan-badan keamanan nasional yakin bahwa drone merupakan pilihan terakhir untuk mempertahankan keamanan AS.
Pakistan belum bereaksi secara resmi terhadap pernyataan Brennan. (haninmazaya/arrahmah.com)