LONDON (Arrahmah.com) – Perdana menteri Inggris, David Cameron, mengakui pada hari Rabu (15/12/2010) bahwa Inggris belum melakukan upaya cukup untuk melawan ‘ekstremisme Islam’ di dalam negeri dan bersumpah untuk berbuat lebih banyak, setelah ia mengetahui bahwa pelaku pemboman di Swedia Sabtu pekan lalu itu, sebelumnya pernah belajar di negerinya.
Berita bahwa seorang pembom bunuh diri yang menyerang sebuah jalanan perbelanjaan di Stockholm pada Sabtu lalu pernah belajar dan tinggal di Luton telah membuat cemas otoritas Inggris dalam mencari cara memerangi ‘radikalisme’, lima tahun setelah pemboman di sistem transportasi London 2005 yang menewaskan 52 orang.
“Entah itu dengan cara memastikan imam datang ke negara ini dapat berbicara bahasa Inggris dengan benar, entah dengan memastikan bahwa kita telah benar-benar menderadikalisasi semua universitas di negeri ini, saya pikir kita harus mengambil berbagai langkah-langkah lebih lanjut dan saya akan bekerja keras untuk memastikan bahwa kita memang telah melakukan semua ini,” kata Cameron.
“Benar kita sudah memiliki aparat kepolisian yang handal. Benar kita harus memastikan bahwa kita berinvestasi dalam badan intelijen kita, dan kita harus bekerja sama dengan negara lain.”
Sementara itu, dalam forum dialog dengan parlemen tersebut, Cameron menyayangkan dan merasa kecolongan dengan munculnya begitu banyak pemuda di negerinya yang menjadi ‘radikal’ melalui cara, yang menurutnya, sama sekali tidak dapat diterima. (althaf/arrahmah.com)