BEIJING (Arrahmah.com) – Situs WikiLeaks mengungkapkan pemerintah China dan AS bersepakat menekan pengaruh TNI di Indonesia. Dengan mengurangi pengaruh militer, kepentingan ekonomi AS dan China bisa diamankan di Indonesia.
WikiLeaks seperti dilansir dari situsnya, Rabu (15/12/2010), merilis sebuah kawat rahasia dari Kedubes AS di Beijing tertanggal 5 Maret 2007 dengan kode referensi Beijing 1448. Saat itu dilakukan pertemuan antara Wakil Menlu China Cui Tiankai dan Dirjen Urusan Asia Kemlu China Hu Zhengyue, dengan pejabat Kemlu AS Eric John.
Dalam pertemuan itu, Hu mengungkapkan ada kecenderungan memudarnya pengaruh militerisme di sejumlah negara Asean. Indonesia, Thailand dan Filipina semakin terbuka, tinggal Myanmar yang masih kuat militerismenya.
“Presiden Yudhoyono sudah bukan jenderal. Pemerintahan militer di Thailand tidak akan berkuasa lama. Rumor kudeta militer di Filipina, nyaris mustahil terjadi,” kata Wamenlu China Cui Tiankai.
John langsung menanggapi. Menurut dia, AS dan China harus mendorong reformasi TNI di Indonesia. Presiden SBY dinilai John memiliki itikad positif untuk reformasi militer.
“Presiden Yudhoyono sudah mengambil langkah positif. Kita harus mendorong transparansi, akuntabilitas dan reformasi militer,” kata John.
John pun membuat penawaran, agar China bersatu dengan AS untuk menekan TNI. “Beijing sebaiknya bergabung dengan Washington untuk menekan perbaikan tata pemerintahan dan akuntabilitas militer di TNI,” kata John.
John lebih lanjut mengatakan transparansi TNI pada gilirannya akan mendorong transparansi pemerintah Indonesia dan pelayanan publik secara umum. Kalau sudah begini, investasi asing seperti dari China dan AS pun akan mudah masuk ke Indonesia.
“Transparansi di tubuh TNI akan memaksa dan mendorong transparansi di dalam pemerintah Indonesia dan layanan publik yang penting untuk menarik investasi asing,” kata John. (detik/arrahmah.com)