STOCKHOLM (Arrahmah.com) – Polisi mengatakan orang yang tewas dalam ledakan di ibukota Swedia, Stockholm telah dengan sangat baik dilengkapi bahan peledak dan kemungkinan telah membantu merencanakan serangan itu, menyebutnya sebagai “terencana”.
“Kita tahu dari pengalaman bahwa terdapat orang-orang yang telah terbiasa terlibat.. Saya katakan bahwa investigasi mengasumsikan bahwa ia merupakan kaki tangan,” ujar Anders Thornberg, dinas keamanan Swedia, mengatakan pada Senin (13/12/10).
Ia mengakui penyerang tidak dikenal sebelumnya oleh intelijen Swedia.
Linda Nyberg, melaporkan untuk Al-jazeera di Stockholm, mengatakan bahwa polisi tengah mencari orang kedua atau ketiga yang mungkin telah membantu penyerang.
Ledakan Prematur
Tomas Lindstrand, kepala jaksa Swedia mengatakan penyerang bisa saja bertujuan menyerang stasiun kereta api utama atau department store jika perangkat tidak meledak secara prematur.
“Ini bukan tebakan liar bahwa ia menuju ke suatu tempa dimana ada orang sebanyak mungkin, mungkin di stasiun, mungkin di (departement store) Ahlens,” ujarnya.
Lindstrand menambahkan bahwa penyerang membawa sejumlah besar bahan peledak, mengenakan sabuk bom dan ransel dengan bom.
“Dia juga membawa sebuah benda yang terlihat seperti pressure cooker. Jika itu meledak pada saat yang sama, bisa menyebabkan kerusakan yang sangat serius.”
Sebuah mobil berisi tabung gas meledak di sebuah daerah perbelanjaan kemudian diikuti oleh sebuah ledakan di dekatnya yang menewaskan penyerang dan melukai dua orang pada Sabtu (11/12).
Lindstrand mengatakan pria itu 98 persen diidentifikasi sebagai Taimour Abdulwahab al Abdaly, seorang warga Swedia yang diyakini telah tiba dari Irak pada tahun 1992 dan terakhir tinggal di Inggris.
Namun tambah Lindstrand, semuanya masih belum pasti karena belum dilakukan tes DNA.
Setelah ledakan terjadi, sebuah situs Islam, Shumukh al-Islam juga melaporkan bahwa Timur Abdul Wahab bertanggungjawab atas ledakan. Namun tidak memberikan laporan resmi, hanya mengatakan bahwa Timur Abdul Wahab telah syahid dalam peledakan di Swedia dan menampilkan foto dirinya dalam pakaian berwarna hitam dan kacamata hitam.
Hubungan dengan Inggris
Kepolisian Inggris menggerebek properti di tenggara Inggris pada Minggu (12/12) malam yang diyakini merupakan rumah yang ditempati Al Abdaly bersama istri dan tiga anaknya.
“Tidak ada penangkapan dan tidak ada bahan berbahaya ditemukan,” ujar kepolisian London dalam statemen pada Senin (13/12).
Tetangganya mengatakan kepada wartawan bahwa ia pernah melihat tersangka di rumahnya di Luton, sekitar 50 Km dari London, dua minggu lalu.
“Dulu saya sering melihat dia berkeliling. Tidak banyak bicara, namun cukup baik. Aku melihatnya berkeliling dengan anak-anaknya,” ujar Tahir Hussain, seorang supir taksi di kota tersebut.
Laporan juga mengatakan bahwa Al Abdaly pernah mengecap pendidikan di Universitas Bedfordshire di Luton dan lulus pada tahun 2004.
Sekitar 10 menit sebelum ledakan terjadi, agen berita TT dan Saepo menerima email termasuk file audio dengan bahasa Swedia dan Arab yang mengatakan penyerang menargetkan Swedia dan penduduk Wedia.
“Tindakan kami akan berbicara,” lapor TT mengutip pesan tersebut.
“Sekarang Anda, anak-anak Anda, saudara Anda akan merasakan yang sama seperti saudara-saudara kami yang mati sekarat.”
Pesan tersbeut mengacu kepada kehadiran militer Swedia di Afghanistan dan artis Swedia Lars Vilks yang menjadi objek ancaman sejak menggambar kartun Nabi Muhammad SAW dan pertama kali diterbitkan pada .
Belum ada statemen resmi lainnya yang dirilis oleh pihak Mujahidin terkait serangan ini. (haninmazaya/arrahmah.com)