DUSHANBE (Arrahmah.com) – Pada tahun 2005, Amerika Serikat meyakini adanya keinginan Rusia untuk melemahkan pengaruh Washington dan negara Barat lain di Tajikistan, ujar seorang kawat diplomatik rahasia dari kedutaan AS di Dushanbe, tertanggal 14 November 2005 dan dipublikasikan oleh Wikileaks, seperti yang dilaporkan the Guardian.
“Kami percaya bahwa Rusia melakukan tekanan konsisten dan kuat di Tajikistan untuk mengurangi peran dan kehadiran AS dan negara Barat,” ujar sebuah laporan tertanggal 25 November 2005 dikirim dari Kedutaan Besar AS di Tajikistan.
Walaupun Tajikistan “membuka pintu” terhadap kebijakan asing untuk menyeimbangkan persaingan tekanan asing untuk kepentingan terbaik bagi mereka, tekanan Moskow mulai melangkah.
“Untuk mempromosikan demokrasi dan reformasi ekonomi dan politik di Tajikistan, kami perlu mengembangkan cara-cara baru untuk mengatasi tindakan dan pengaruh negatif Rusia,” ujar pesan.
Menurut salah satu penulis dokumen tersebut, Rusia memberikan perhatian khusus ke Tajikistan karena pangkalan militer dan kepentingan strategis lainnya termasuk “Nurek Space Tracking Center”. Diplomat AS percaya bahwa Moskow bertekad untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegah sebuah “revolusi berwarna” di Tajikistan yang bisa mengancam kepentingan yang dianggap strategis.
Laporan tersebut juga mengutip pendapat bahwa “siloviki” atau pasukan keamanan Moskow tampaknya percaya bahwa AS ingin tambahan dan pangkalan militer permanen di Asia Tengah dan melihat Tajikistan sebagai kandidat utama. Diplomat AS mencatat bahwa sepanjang paruh kedua tahun 2004 dan 2005, Rusia telah melancarkan kampanye untuk mencegah “revolusi berwarna” di CIS dan khususnya di Tajikistan.
Menurut salah satu penulis kawat itu, Rusia secara aktif bertindak untuk mencegah penyebaran Amerika dan organisasi non-pemerintah Barat seperti National Democratic Institute dan Freedom House di Tajikistan.
“Karena militer Rusia lemah, ia menggunakan cara lain untuk menegaskan kewenangannya di Tajikistan. Setelah bertahun-tahun negosiasi tidak meyakinkan, Rusia dan Tajikistan dengan cepat mencapai kesepakatan pada tahun 2004 untuk menghapuskan utang bilateral dan membangun basis legal untuk militer Rusia dengan permanen.” (haninmazaya/arrahmah.com)