KARANGANYAR (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar, Jawa Tengah mengkhawatirkan korban ajaran sesat yang dilakukan oleh orang yang diduga nabi palsu adalah dari kalangan pelajar. Pasalnya jika nabi palsu tersebut adalah Sutarmin seperti dugaannya, profesinya adalah sebagai seorang guru.
“Sutarmin itu seorang guru agama di sekolah. Bisa saja ia memasukkan ajaran sesatnya tersebut saat menyampaikan pelajaran agama di sekolah, ujar Kepala MUI Karanganyar, M. Zaenudin seperti dilansir merdeka.com, Rabu malam (30/1).
Menurut Zaenudin, Sutarmin yang mengaku sebagai nabi, bisa dengan mudah memanfaatkan pengaruhnya sebagai guru agama. Jadi banyak anak-anak yang terlibat di aliran sesat yang dikembangkannya. Ajaran sesat Rochmad yang saat ini diteruskan Sutarmin, kata Zaenudin, memang menyebarkan ajaran syariat secara tertutup.
Zaenudin mengaku, pihaknya telah melaporkan kemunculan nabi palsu ke MUI pusat dan Badan Litbang Kementerian Agama di Jakarta.
Sementara itu, Kantor Kementerian Agama Karanganyar mengaku telah lama meneliti orang yang mengaku sebagai nabi di Karanganyar.Kasi Penerangan Masyarakat Kantor Kemenag Karanganyar Nurhadi mengatakan dirinya belum pernah mendengar orang yang mengaku sebagai nabi tersebut secara resmi memproklamirkan diri.
“Kita tahunya dari beberapa orang yang pernah mengikuti pengajian di Matesih. Mereka bilang ada perbedaan syahadat,” ujarnya.
Nurhadi berharap persoalan nabi palsu ini tidak akan melebar dan bahkan bisa memancing munculnya kerawanan. Kepolisian menurutnya, harus segera bisa menyelesaikan, kalau mungkin melalui Forum Komunikasi Kewaspadaan. (bilal/arrahmah.com)