TEL AVIV (Arrahmah.com) – Sejumlah mantan tentara Israel telah menulis sebuah buku mengenai bagaimana wewenang militer Tel Aviv untuk melakukan kekejaman di wilayah Palestina.
Sebuah kelompok (Breaking teh Silence) yang memperoleh kesaksian dari para prajurit saat ini dan mantan prajurit yang telah melakukan tindakan agresi telah menggunakan publikasi untuk dokumen-dokumen mereka dan kali ini mereka akan memperlihatkan gambar-gambar guna meningkatkan validitas. Buku tersebut berjudul Occupation of the Territoriest yang rencananya akan dirilis pada Desember mendatang.
Dalam buku, seorang mantan tentara menjelasakan apa yang ia dengar mengenai sesama kombatan yang mendobrak pintu sebuah rumah Palestina disaat seorang penghuni perempuan berusaha menjawab ketukan mereka.
“Tubuhnya dikoyak-koyak di dinding..” prajurit tersebut mengingat apa yang diucapkan temannya. “Dan kemudian anak-anaknya datang dan melihat dirinya.” Aku mendengarnya saat para tentara berkumpul setelah jam makan malam, dan seorang diantara mereka mengatakan bahwa hal tersebut lucu, anak-anak melihat tubuh ibu mereka terkoyak di dinding.
Insiden yang sama terjadi pada Wafer Shaker al-Daghma, seorang guru Palestina di sekolah PBB di selatan Khan Younis. Putrinya mengatakan bahwa setelah ledakan, ia datang dan “melihat sedikit pakaian ibunya. Ia tidak bergerak. Dan tidak melihat kepala ibunya.”
Terjemahan dalam bahasa Inggris dari buku tersebut akan dirilis pada .
Breaking the Silence dikenal karena kesaksian yang membukan mata polisi, mereka terdaftar dalam agresi Israel pada Desember sampai Januari yang telah menewaskan sedikitnya 1.400 sipil Palestina di Gaza.
Buku ini juga menjelaskan beberapa eufemisme militer untuk tindak kekerasan terhadap warga Palestina. Tentara Israel menggunakan “pencegahan” untuk hampir setiap bentuk tindakan militer dan “pemisahan” untuk pemutusan Palestina, tidak hanya dari Israel tapi juga dari Palestina lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)