RANCAEKEK (Arrahmah.com) -Maraknya rumah tinggal yang dijadikan tempat kebaktian umat Kristen kembali memicu kemarahan warga Muslim. Seperti yang terjadi di Perumahan Bumi Rancaekek Kencana (BRK), Desa Dangdeur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu (12/12/2010), ribuan warga Muslim setempat dengan didampingi elemen ormas Islam Bandung menutup serentak 7 “gereja liar” (rumah tinggal yang dijadikan kegiatan kebaktian, red).
Massa Islam yang berkumpul di Masjid Al Jihad sejak pukul 06.00 WIB, sudah tidak sabar untuk bergerak dan segera menutup paksa gereja liar yang berada di lingkungan mayoritas Muslim tersebut. Baru menjelang siang massa diperbolehkan bergerak setelah mendapat pengarahan dari koordinator aksi, Suryana Nur Fatwa.
Aksi diawali dengan mengirim tim mediasi yang beranggotakan perwakilan warga Muslim setempat dengan didampingi elemen ormas Islam. Sebanyak tujuh tim mediasi meluncur langsung ke lokasi rumah yang sebelumnya telah ditempeli tanda segel.
Tujuan tim mediasi mengajak dialog dengan jemaat yang tengah mengadakan kebaktian untuk tidak menjadikan rumah tinggal sebagai rumah ibadah. Hal ini sesuai dengan kesepakatan sebelumnya yang dikuatkan dengan surat dari Kantor Kecamatan Rancaekek yang meminta mengembalikan fungsi bangunan seperti semula sebagai tempat tinggal.
Enam “gereja liar” yang didatangi massa tidak mendapat kesulitan yang berarti. Sebagian penghuni rumah lansung menandatangani surat penutupan tempat ibadah. Namun massa dibuat jengkel dan memicu emosi ketika berhenti di depan sebuah rumah di Jalan Teratai Raya No.51-59 yang dijadikan kebaktian jemaat HKBP.
Mediasi yang dilakukan di rumah ini tidak membuahkan hasil. Justru sebaliknya jemaat HKBP yang berjumlah puluhan ngotot hendak mengadakan kebaktian tanpa menghiraukan massa Islam yang mulai menyemut dan meneriakan takbir .
Tak pelak kondisi tersebut sempat menyulut emosi beberapa massa pendemo dengan melemparkan botol air mineral ke dalam halaman rumah. Situasi panas tersebut memaksa Muspika turun tangan, termasuk Kapolres Bandung, AKPB Hendro Pandowo langsung memimpin negosiasi lanjutan.
Camat Rancaekek, Drs Meman Nurjaman yang mencoba menenangkan massa sedikit mampu meredam emosi warga.
“Saudara-saudara jangan berbuat anarkis dan harap bisa menahan emosi, kita di dalam sedang berupaya. Pimpinan jemaat sedang menjelaskan kepada jemaatnya, tolong sabar,”pinta Meman berulang kali.
Mendapat penjelasan dari Camat, massa Islam sedikit tenang dan mundur dari pintu
gerbang rumah yang mulai digoyang-goyang dan digedor.
“Baik, saudara-saudara sekalian, kita memberi waktu 20 menit kepada Bapak Camat dan Bapak Kapolres untuk negosiasi. Jika lebih dari itu kita siap masuk paksa, saudara-sauadara,” seru salah seorang pendemo. Sontak ajakan ini disambut dengan pekik takbir.
Menjelang pukul 12.00 wib jemaat HKBP belum juga ada tanda-tanda mau keluar. Sementara massa Islam semakin merangsek ke depan gerbang masuk. Ssebagian berhasil menjebol plastik penutup pagar. Terlihat beberapa perempuan jemaat HKBP yang terjebak di halaman hanya bisa menanggis.
Situasi panas dan menegangkan tersebut berangsur cair saat terdengar adzan Dzuhur yang diiringi dengan keluarnya jemaat HKBP dengan beriringan. Aksi yang mendapat pengawalan 200 polisi dari Polsek Rancaekek dan puluhan Satpol PP ini tidak sampai menimbulkan aksi anarkis, karena massa Islam menjamin tidak akan menyakiti dan meminta pihak kepolisian yang langsung memberi pengawalan.
Usai rumah dikosongkan, massa masih meminta agar barang inventaris yang biasa digunakan sebagai sarana kebaktian untuk segera dikeluarkan karena rumah akan disegel dan ditutup selamanya sebagai tempat kebaktian. Sebelum meninggalkan lokasi, massa meminta agar Camat dan Kasatpol PP menyegel seluruh rumah yang dijadikan tempat kebaktian.
Sebelum bubar, Kapolres Bandung AKBP Hendro Pandowo berpesan agar massa Islam bisa menjaga kondusivitas di lingkungan masing-masing dan tidak mudah melakukan tindakan anarkis yang bisa merugikan semua pihak, terutama menjelang perayaan Natal.
“Bapak-bapak, Ibu-ibu keinginan sudah tercapai dengan tertib. Tempat sudah disegel. Silakan kembali ke tempat masing-masing dan sekali lagi mohon dijaga sifat kondusif di wilayah kita,”pinta Kapolres.
“Siap! Allahu Akbar,”pekik massa dengan lantang. Aksi tersebut merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya yang telah berhasil menutup 5 ”gereja liar”. (hid/arrahmah.com)