KAUKAKUS (Arrahmah.com) – Menurut media-media asing, otoritas penjajah Rusia telah mengembangkan sebuah situs dengan nama “Center Kavkaz” untuk melawan “Kavkaz Center”.
FSB dan antek-anteknya belum membuat situs tersebut, namun pada 10 Desember lalu, para pengembang telah meluncurkan inisiatif tersebut. Mereka mendesak pemerintah federal untuk memperketat kontrol atas internet untuk menangani perbedaan pendapat, untuk mengatur parameter kontrol teknik atas sumber daya internet, untuk membatasi akses ke halawan web yang memiliki perbedaan pendapat. Inisiatif mereka juga rencananya akan menyaring alamat IP.
Untuk mengingatkan, antek-antek Rusia sebenarnya telah lama berbicara mengenai perlunya sebuah website untuk mengatasi propaganda.
“Hari ini ada dua sumber informasi yang serius mempengaruhi opini publik di Kaukakus Utara. Sebuah website moderat Kaukasia Knot yang beroperasi pada hibah Barat dan dijalankan oleh pergerakan hak asasi manusia dan sebuah situs radikal Islam, kavkaz Center,” ujar Denga Khadilov.
Ini adalah dua sumber informasi kunci yang berdampak besar dikawasan Kaukakus, terutama terhadap para pemuda.
Secara umum, pengaruh informasi Moskow lemah di wilayah tersebut, kecuali untuk “kotak TV”, yang menjamin kebebasan bukan informasi atau penerangan.
Musuh menganggap penting memiliki sumber informasi di Kaukakus Utara untuk “meng-counter” propaganda.
Boneka Rusia di Dagestan dan Chechnya baru-baru ini berbicara mengenai tidak adanya sumber informasi untuk menangkal propaganda dan membuat mereka mengeluh terhadap efisiensi sumber informasi Imarah Kaukakus.
Wakil Menteri Informasi dalam pemerintahan Kadyrov berbicara dalam sebuah pertemuan para propagandis di Jokhar, menyesalkan karena fakta bahwa operasi sumber informasi Imarah Kaukakus sangat efisien dan sulit menghadapinya karena adanya masalah pendanaan.
Gudayev mengatakan :
“Lebih dari 5.000 sumber informasi ekstrimis dan teroris beroperasi dalam bidang internet,
dipimpin oleh situs Kavkaz Center.”
“Kadang tidak mungkin untuk melacak sumber informasi. Dana situs ekstrimis dan teroris cukup besar dan tentu kita membutuhkan sumber pendanaan untuk melawannya,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)