BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Benteng penangkalan terhadap HIV/AIDS berupa Syariat Islam di Provinsi Aceh mulai rapuh, akibatnya penyebaran penyakit yang menyebabkan hilangnya kekebalan tubuh di daerah itu cukup memprihatinkan, kata Wakil Gubernur Aceh Tgk. H. Muhammad Nazar.
“Sepertinya benteng untuk mencegah HIV/AIDS di Aceh sudah mulai rapuh, tapi belum sampai roboh, sehingga masih bisa diperbaiki,” katanya dihadapan para ulama dayah di Banda Aceh, Jumat malam (10/12/2010).
Para ulama dayah seperti Tgk. H. Nuruzzahri Yahya (Waled Nu), pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, dan para Ketua Majelis Permusyawarat Ulama (MPU) kabupaten/kota bersilaturrahmi dan sekaligus mempeusijuk (tepung tawar) Wagub Muhammad Nazar setelah pulang dari menunaikan ibadah haji.
Nazar menyebutkan, data dari lembaga resmi jumlah pengidap HIV/AIDS di Provinsi Aceh hingga awal Desember 2010 mencapai 61 kasus.
“Jumlah ini sangat memprihatinkan kita, karena Aceh yang kini sedang melaksanakan Syariat Islam, ternyata banyak ditemukan kasus HIV/AIDS,” ujarnya.
Dikatakan, jumlah penderita HIV/AIDS tersebut adalah mereka yang terkena virus 10 tahun yang lalu dan baru sekarang ini terungkap.
“Kita tidak bisa membayangkan berapa banyak lagi orang-orang yang terkena virus HIV/AIDS pada dua tahun lalu atau sekarang ini. Ini yang sangat memprihatinkan kita,” katanya.
Wagub menyebutkan, dari 61 kasus tersebut sebagian besar disebabkan penggunaan narkoba dan hubungan seks bebas.
Oleh karenanya, untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak meluas di Aceh, maka keimanan dan ketaqwaan umat Islam di daerah ini agar lebih diperkuat lagi, dengan cara memperbanyak belajar atau mengkaji ilmu agama Islam yang berdasarkan Alquran dan Hadist.
Untuk memperkuat keimaman dan ketaqwaan, menurut Wagub, masjid, meunasah dan balai, agar lebih diaktifkan untuk kegiatan pengajian.
Nazar menyatakan, tidak ada cara lain untuk menghentikan penyebaran penyakit HIV/AIDS di Aceh kecuali dengan cara meningkatkan ilmu agama Islam bagi setiap umat.
“Agama Islam adalah benteng utama untuk mencegah penyakit mematikan itu. Kalau sanpai benteng ini rapuh, maka tidak akan bisa yang membendung, karena HIV/AIDS akan sangat mudah menyerang anak-anak dan para generasi muda kita,” katanya.
Wagub menekakan, inilah tugas para ulama dan pemerintah untuk sama-sama menerapkan Syariat Islam secara menyeluruh dan dukungan semua elemen masyarakat di daerah Aceh. (ant/arrahmah.com)