SRINAGAR (Arrahmah.com) – Polisi muyrik India, tanpa alasan jelas menahan beberapa akademisi Kashmir setelah menuduh mereka menyerukan sentimen anti-India di Lembah Himalaya yang diperebutkan.
Penangkapan dilakukan di Srinagar dan beberapa kota-kota besar lainnya di kawasan mayoritas Muslim selama 24 jam terakhir.
Pasukan pendudukan juga menangkap seorang dosen perguruan tinggi dengan tuduhan memberikan ujian bahasa Inggris kepada mahasiswanya dengan salah satu pertanyaan yang menyerang penindasan India di Lembah Kashmir, lapor AP.
Sumber mengatakan pasukan pendudukan juga menahan seorang pemimpin pro-kemerdekaan, Javed Ahmed Mir dan beberapa anggota lainnya yang tergabung dalam kelompok Front Pembebasan Jammu dan Kashmir.
Pergerakan ini dilakukan oleh otoritas musyrik setelah penduduk Kashmir melakukan unjuk rasa besar-besaran memprotes pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan India. Ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat termasuk mahasiswa dan pedagang ambil bagian dalam aksi ini.
Asosiasi orangtua dari orang hilang (APDP) mengatakan hampir 10.000 orang telah hilang selama beberapa tahun terakhir dan tidak diketahui nasibnya.
Dalam setiap unjuk rasa, bentrokan antara pendemo dengan polisi muyrik India selalu terjadi, sejka Juni 2010 lalu, sedikitnya 111 Muslim Kashmir telah gugur akibat kekerasan yang dilakukan tentara dan polisi pendudukan yang berusaha membubarkan aksi unjuk rasa.
Sekitar setengah juta tentara India ditempatkan di Kashmir. Mereka menggunakan kekuatan dan kekuasaan untuk menindas penduduk Kashmir secara brutal. Kaum perempuan dan anak-anak pun menjadi target kebiadaban mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)