KOGI (Arrahmah.com) – Menurut laporan Reuters, Mujahidin Nigeria dari gerakan Jama’atu Ansarul Muslimina mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap tentara boneka Nigeria dalam perjalanan mereka menuju Imarah Islam Azawad untuk memerangi Mujahidin Mali.
Pernyataan yang sesuai diterbitkan pada 21 Januari di situs berita Nigeria, Desert Herald yang menurut Reuters sering mempublikasikan pernyataan Mujahidin.
“Kami bersenjata lengkap dan menunggu setiap upaya sekecil apapun dari tentara Nigeria yang bergerak menuju kerajaan Islam Mali,” ujar pernyataan Mujahidin Nigeria.
“Dan kami memperingatkan negara-negara Afrika untuk menyita upaya mereka membantu negara-negara Barat dalam pertempuran melawan Islam dan kaum Muslim, jika tidak, kami meyakinkan mereka, khususnya pemerintah Nigeria untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kesulitan dimana saja dan kapan saja, semoga Allah membantu kami.”
Pernyataa tersebut ditandatangani oleh Abu Usamatal Ansary.
Perlu diketahui, kelompok Jama’atul Muslimin dicap oleh Inggris sebagai “organisasi teroris”.
Pada tanggal 19 Januari pukul 6.00 waktu setempat, Mujahidin menyerang tentara boneka Nigeria di Nigeria tengah, di negara bagian Kogi. Para tentara boneka menuju utara Mali. Dalam serangan tersebut, 2 perwira militer tewas dan delapan lainnya terluka, satu kendaraan militer diledakkan. Tidak ada korban di kubu Mujahidin.
Mujahidin tidak menyangkal angka resmi yang dikeluarkan otoritas Nigeria dan tidak mengatakan angka tersebut lebih rendah dari fakta di lapangan.
Reuters menulis, Mujahidin pada bulan lalu menangkap seorang warga Perancis untuk fakta bahwa Perancis melarang Muslimah mengenakan cadar. Pada bulan November tahun lalu, Mujahidin menyerang sebuah markas polisi di ibukota Nigeria dan membebaskan ratusan tahanan Muslim di sana. (haninmazaya/arrahmah.com)