BEIJING (Arrahmah.com) – Perusahaan Cina yang memberi label makanan buatan rumahan sebagai produk halal yang diimpor dari negara-negara Muslim untuk dijual kepada Muslim di Xinjiang, memicu kemarahan Muslim setempat.
“Perusahaan kami telah berdiri sejak lama dan telah berkembang menjadi skala bensar,” kata direktur Tianren International Ltd., yang dipanggil Luo, kepada Radio Free Asia Uighur pada Jum’at (18/1/2012), dilansir Onislam.
“Kami sebagian besar memproduksi makanan halal untuk seluruh wilayah Xinjiang dan keuntungan bersihnya ratusan ribu hingga jutaan yuan (per tahun).”
Luo mengakui bahwa perusahannya telah memproduksi makanan secara domestik dan memberikan label halal kepada produksi makanan ini dengan label halal Malaysia, negara mayorias Muslim.
Penyelidikan telah dilakukan terhadap alamat yang tercantum pada label produk Tainren International di kantornya yang berada di Malaysia, ditemukan bahwa itu adalah tempat penyimpanan pribadi dan bukan pusat pengolahan makanan.
Luo mengklaim bahwa perusahannya memproduksi makanan menggunakan bahan-bahan yang halal, namun dia menolak untuk memberikan rincian bagaimana proses produksi diawasi.
“Kami melabeli makanan kami dengan brand Malaysia dan menandainya halal, tetapi sebagian besar makanan halal yang kami kirim ke Xinjiang diproduksi dari pabrik kami,” katanya. “Kami memiliki pasar besar di Xinjiang.”
Berita ini telah sampai kepada Muslim Uighur, memicu kemarahan yang nampak di forum-forum online, mengecam kecurangan yang dilakukan perusahaan Tianren.
Sehingga mereka kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan Cina, mereka lebih baik memilih produk lebih mahal dari produk yang diimpor langsung oleh Malaysia dan negara-negara Arab.
“Tentu saja kami akan membeli barang-barang yang dibuat di negara-negara Musli, bahkan jika itu mahal, karena itu lebih terpercaya (kehalalannya),” ujar seorang pemuda Muslim Uighur. (siraaj/arrahmah.com)