BAMAKO (Arrahmah.com) – Invasi militer penjajah salibis Perancis di Mali Utara sejak hari Jum’at (11/1/2013) telah mengobarkan perang sengit dengan mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM). Keterlibatan negara-negara ECOWAS dalam invasi militer zalim itu berpotensi melebarkan skala konflik ke kawasan Afrika Barat.
Juru bicara media mujahidin Brigade Al-Muwaqqi’un bid Dima’ atau Brigade “Orang-orang yang menanda tangani dengan darah” yang dibentuk dan dikomandani oleh Mukhtar Bal Mukhtar alias Khalid Abu Abbas menyatakan bahwa “sekelompok pasukan berani mati anggota Brigade” telah menguasai sepenuhnya sebuah gedung milik perusahaan internasional British Petrolium (BP) di kota Ain Amenas, timur Aljazair pada Rabu (16/1/2013).
Dalam pembicaraan via telepon dengan harian Mauritania, Sahara Media, juru bicara media mujahidin Brigade Al-Muwaqqi’un bid Dima’ menegaskan “telah menyandera 41 warga Barat. Di antaranya adalah 7 warga Amerika, Perancis, Inggris dan Jepang.” Ia menambahkan “lima warga disandera dari sebuah pabrik dan 36 lainnya disandera dari sebuah apartemen.”
Juru bicara media mujahidin menyatakan, “Di apartemen itu dijaga oleh 400 tentara Aljazair, namun pasukan berani mati mujahidin tidak menjadikan mereka sebagai target serangan.” Ia menegaskan operasi penculikan tersebut “sebagai balasan atas kebijakan pemerintah Aljazair yang mengizinkan wilayah udaranya dipergunakan oleh pesawat tempur Perancis (untuk membombardir Mali Utara).”
Apartemen karyawan dan kilang gas perusahaan internasional British Petroleum yang diserang mujahidin berada di kota Ain Amenas, propinsi Elyazho, timur Aljazair.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Inggris dalam pernyataan resminya mengatakan, “Kilang gas yang berada di dekat wilayah perbatasan dengan Libya di kota Ain Amenas mengalami “serangan teroris”. Kedutaan Inggris telah mengetahui peristiwa itu dan sedang menjalin koordinasi dengan pemerintah setempat.”
Sementara itu Mentri Pertahanan Amerika, Leon E. Panetta mengatakan ladang gas telah menghadapi “serangan teroris” dan Amerika sedang mempertimbangkan sebuah respon. Ia menyatakan pemerintahan Obama bisa terseret untuk melakukan aksi militer di Afrika Utara, tulis The New York Times.
Mujahidin Brigade Al-Muwaqqi’un bid Dima’ dikenal juga sebagai Brigade Al-Mulattsamun atau brigade “Orang-orang bercadar”. Ia merupakan salah satu kesatuan dalam kelompok Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) yang bergerak di wilayah perbatsan Aljazair, Libya dan Mali Utara.
Penculikan 41 warga Barat di Aljazair ini merupakan bukti dari ancaman syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud, Amir AQIM yang menegaskan akan membalas pihak-pihak yang terlibat dalam invasi militer di Mali Utara. Invasi militer Perancis dan ECOWAS di Mali Utara telah menewaskan banyak warga sipil muslim yang tak berdosa. (muhib almajdi/arrahmah.com)