CALIFORNIA (Arrahmah.com) – Seorang informan FBI yang berusaha menyusup ke pusat komunitas Islam di kota sebuah kota yang tenang di California, Irvine, menakut-nakuti jamaah dengan begitu banyak berbicara mengenai jihad kekerasan dan menyeru mereka untuk memeranginya, lapor The Washington Post.
Sebelum matahari terbit, informan yang mengenakan jubah putih, sebuah kamera kecil dilekatkan dibajunya menjadi sebuah tombol, dan mikrofon juga ikut dipasang di sebuah perangkat yang melekat pada kuncinya.
“Ini adalah Farouk al-Aziz, kode nama Oracle,” ujarnya menekan tombol saat ia duduk di dalam mobil yang diparkir di sebuah komunitas Islam. “Kini tanggal 13 November, pukul 04.30.”
Seorang penyusup FBI bernama Craig Monteilh, kemudian melaju untuk ikut sholat shubuh berjamaah di Islamic Center Irvine, dimana ia memata-matai puluhan jamaah di sana dalam upaya pencarian tersangka “teroris”.
Dalam kasus Irvine, misi Monteilh sebagai seorang informan menjadi bumerang. Muslim begitu khawatir dengan pembicaraannya tentang jihad kekerasan.
Dia mencoba membangun sebuah kasus terorisme terhadap anggota mesjid, namun hal tersebut runtuh. Baru-baru ini Departemen Kehakiman mengambil langkah luar biasa untuk menjatuhkan dakwaan terhadap para jamaah yang telah direkam oleh Monteilh dan menyatakan setuju untuk meledakkan bangunan. Jaksa telah menggambarkan orang itu sebagai ancaman yang mengerikan.
Ternyata misi untuk mengirimkan Monteilh dan melakukan aksi mata-mata telah gagal, ia berbicara ke publik dan mengungkapkan rahasia FBI dan mengatakan bahwa ia dilatih untuk menyusup ke mesjid dan menjebak Muslim. Kini Monteilh menuntut FBI.
Para pejabat menolak memberikan konfirmasi spesifik mengenai kisah Monteilh, namun dapat dipastikan bahwa dia adalah seorang informan FBI yang dibayar.
FBI mengklaim telah menggunakan informan seperti itu sejak peristiwa 911 untuk mencegah serangan serupa.
Namun pejabat setempat mengklaim bahwa mereka tidak menargetkan Muslim, sebuah argumen yang dianggap skeptis oleh beberapa komentator.
Kasus ini menghidupkan kembali kritik atas pengawasan begitu ketat yang dilakukan oleh badan pemerintah terhadap Muslim.
Muslim di selatan California menyatakan kemarahannnya terhadap metode FBI ini, dan mengatakan bahwa hal tersebut merusak setiap upaya untuk membangun kepercayaan.
“Masyarakat merasa dikhianati,” ujar Shakeel Syed, direktur eksekutif dari Dewan Syura Islam, California Selatan.
“Mereka memiliki orang-orang, seorang kriminal kelas atas yang dilatih dan mengirimkannya ke masjid-masjid untuk menyusup,” lanjutnya.
“Dan ketika semua berjalan tidak sesuai rencana, FBI membuangnya dan orang tersebut marah, ini benar-benar seperti opera sabun, Demi Allah.” (haninmazaya/arrahmah.com)