BERLIN (Arrahmah.com) – Keluarga seorang wanita Mesir yang dibunuh di pengadilan Jerman tahun lalu mengajukan sebuah gugatan hukum terhadap dua hakim karena gagal melakukan langkah-langkah pencegahan keselamatan.
Marwa el Sherbini ditikam 18 kali oleh tetangganya Axel Wiens di hadapan petugas polisi, suami, dan anak laki-lakinya, di dalam sebuah ruang pengadilan di kota utara Dresden.
Pengadilan itu tengah meninjau denda atas Wiens sebelumnya karena menghina Sherbini dan menyebutnya sebagai teroris karena mengenakan jilbab.
Keluarga itu mengatakan bahwa hakim dan Kepala Hakim di pengadilan itu harus bertanggung jawab karena gagal memastikan keamanan seorang saksi mata terlepas dari mengetahui bahwa WIens berbahaya.
Wiens sebelumnya menggambarkan Sherbini seperti “orang Islam gila” dan dijatuhi hukuman seumur hidup atas pembunuhan Sherbini, yang sedang mengandung tiga bulan pada saat serangan mematikan tersebut.
Polisi yang terlibat dalam kasus itu juga mendapat tuntutan karena menembaki suami Sherbini ketika dia berusaha menyelamatkannya dari Wiens, memicu tuduhan diskriminasi ras.
Terlepas dari upaya keluarga Sherbini dan pengacara mereka, tuntutan menghentikan penyelidikan ke dalam tuntutan pembunuhan atas petugas politik itu dan tuntutan terhadap Jaksa Agung ditolak karena kurangnya bukti.
Pengacara keluarga itu, Hans Eberhard Shultz, sekarang menyerukan warga Jerman untuk mendukung mereka dalam pencarian keadilan dan kampanye melawan rasisme.
Schult meyakini invetigasi semacam itu tidak cukup.
“Ini harus menjadi konstitusi negara kita, setelah pembunuhan rasis dan kondisinya pertama kali diangkat ke panggung politik setelah proses besar di Mesir,” ujar Shcultz.
Pengacara itu juga mengatakan bahwa Schultz telah mengabaikan ancaman tertulis yang dikirimkan ke pengadilan selama persidangan sebelumnya.
Dalam surat itu Wiens mengatakan tidak bisa menolerasi fakta bahwa “musuh” mendekati sang cucuk meskipun ada peringatan darinya.
Kasus itu mengekspos Islamobofobia di Jerman.
Menurut Junge Welt, sebuah penelitian terbaru dari Universitas Muenster menunjukkan bahwa 58% orang di Jerman Barat dan 62% di Timur memiliki sikap negatif terhadap kaum Muslim. (sm/arrahmah.com)