BAGHDAD (Arrahmah.com) – Ulama dan juru dakwah terkenal asal Kuwait, syaikh Hamid Al-Ali, menyebutkan bahwa pemimpin rezim Syiah Irak PM Nouri Al-Maliki telah memutuskan untuk memindahkan persenjataan berat ke Irak Selatan, karena mengkhawatirkan perkembangan demonstrasi yang melanda Irak selama satu bulan terakhir.
Dalam akunnya di situs jejaring sosial twitter, syaikh Hamid Al-Ali pada Senin (7/1/2013) menulis, “Al-Maliki mengeluarkan perintah untuk memindahkan seluruh persenjataan berat dari seluruh kesatuan dan pasukan yang berada di Anbar, Ninawa dan Shalahuddin ke wilayah selatan.”
Dalam tulisannya di twitter, syaikh Al-Ali menerangkan alasan perintah Al-Maliki tersebut, “Al-Maliki khawatir peralatan militer yang berat tersebu jatuh ke tangan revolusi, karena ia memperkirakan revolusi berkembang menjadi revolusi bersenjata. Oleh karenannya ia memerintahkan penarikan mundur seluruh persenjataan berat ke selatan Irak.”
Sementara itu Revolusi Fallujah dalam akunnya di situs jejaring social twitter menulis, “Komandan pasukan darat dan komandan operasi Tigris memaksa para ketua dan tokoh suku-suku di Baldruz dan Mandly untuk berjanji tidak keluar dalam aksi-aksi demonstrasi” melawan rezim rasis Syiah Irak pimpinan PM Nouri Al-Maliki.
“Pemerintah metropolitan Baghdad mengancam akan memecat para pekerja dinas kebersihan jika mereka tidak ikut berdemonstrasi untuk mendukung rezim Al-Maliki.”
Dewan Rakyat di propinsi Ninawa, Shalahuddin dan Anbar telah menyerukan kepada penduduk di ketiga propinsi itu untuk keluar pada hari Jum’at (11/1/2013) besok dalam aksi demonstrasi yang mengusung tema “bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian!”
Selama satu bulan terakhir, wilayah-wilayah berpenduduk mayoritas muslim sunni di Irak menggelar aksi demonstrasi menuntut rezim Syiah Irak mundur. Para demonstran menuntut penghentian kebijakan rezim Syiah Irak yang represif dan pembebasan lebih dari lima ribu wanita sipil muslimah yang dipenjarakan rezim secara zalim. (muhib almajdi/arrahmah.com)