FALLUJAH (Arrahmah.com) – Dewan Pemerintahan Propinsi Anbar mengomentari peristiwa penggantungan mati tiga polisi rezim Syiah Irak di dekat salah satu markas kepolisian di pusat kota Fallujah, propinsi Anbar pada Kamis (3/1/2012) sebagai “kebocoran keamanan yang besar”, tulis koran Irak Al-Masalah dan Shaut Al-Iraq.
Dewan Pemerintahan Propinsi Anbar menyatakan sangat jelas bahwa mayoritas tentara dan polisi di propinsi Anbar tidak disiplin dalam mematuhi prosedur standar keamanan dan sibuk bermain dengan handpone mereka. Dewan Pemerintahan juga menuduh mujahidin Al-Qaeda sebagai pelaku penggantungan mati tiga polisi tersebut.
Wakil ketua Dewan Pemerintahan rezim Syiah Irak untuk Propinsi Anbar, Sa’dun As-Sha’lan kepada wartawan Koran Al-Masalah menyatakan, “Dewan Propinsi mengutuk keras tindakan kriminal yang dilakukan oleh unsur-unsur kelompok teroris Al-Qaeda yang menyerang sebuah markas keamanan milik kepolisian di desa Jubail, pusat kota Fallujah, Kamis pagi, saat para polisi itu sedang menyantap sarapan pagi dan penggantungan mereka dengan cara yang keji. Itu adalah usaha mereka untuk membalas tindakan aparat keamanan yang berhasil menangkap sejumlah pimpinan dan anggota kelompok-kelompok bersenjata.”
Ash-Sha’lan menyebut kejadian itu sebagai “kebocoran keamanan yang besar.”
Lebih lanjut Ash-Sha’lan menyatakan, “Sejumlah aparat keamanan yang tersebar luas di seluruh kota-kota dalam propinsi Anbar tidak mematuhi perintah-perintah yang mengharuskan mereka untuk siap siaga, berhati-hati, waspada dan menutup segala celah untuk mencegah kelompok-kelompok bersenjata melakukan infiltrasi keamanan.”
“Sejauh pengalaman saya melewati sejumlah posko kepolisian, saya mendapati sebagian besar anggota kepolisian sibuk dengan handpone mereka dan tidak mempedulikan pertimbangan keamanan apapun padahal saat ini kondisi tidak stabil.”
Sejumlah orang bersenjata mengepung sebuah posko kepolisian di desa Jubail, pusat kota Fallujah pada Kamis (3/1/2013) pagi. Mereka menangkap tiga polisi rezim Syiah Irak dan menggantung mereka sampai mati.
Serangan heroik tanpa mengeluarkan sebutir peluru itu menunjukkan keberanian dan keahlian tempur mujahidin Irak. Mereka mampu menyerang pasukan rezim Syiah Irak pada jam kerja tanpa bisa ditangkal. Bahkan markas kepolisian dan tentara pun tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi mereka dari serangan mematikan mujahidin Daulah Islam Irak. (muhib almajdi/arrahmah.com)