SURABAYA (Arrahmah.com) – Di antara ciri khas akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala, mencintai Rasulullah dan menitai para sahabat Rasul shalallahu alaihi wa sallam. Sedangkan orang yang melaknat para Sahabat, melaknat Abu Bakar, Umar dan Aisyah Radhiallahu anhum bukanlah termasuk Muslim.
Demikian dikatakan oleh ulama kontomporer, Syeikh Muhammad Ali al-Shobuni dalam dialog bertema “Memahami Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” usai shalat Jum’at di Masjid al-Akbar Surabaya pada Jumat ( 28/12/2012) kemarin seperti dikutip dari hidayatullah.com.
Dalam dialog yang dipandu oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc, anggota MUI Jawa Timur, Syeikh al-Shobuni mengecam keras kelompok Rafidhah. Menurut ulama kelahiran Suriah itu, Rafidhah itu penentang Allah, kafir dan terlaknat.
Dalam kesempatan itu, Syeikh al-Shobuni juga menceritakan sedikit tentang keadaan Muslim Sunni di Suriah, di mana menurutnya, kaum Muslim di Suriah sedang mengalami cobaan dan penderitaan.
Ia mengaku telah dicekal lima tahun tidak boleh masuk Suriah oleh pemerintah Bashar Assad yang berpaham Syiah.
Diceritakan, mereka kaum Rafidhah berlaku kejam dan melakukan tindakan keji. Membunuh anak-anak, wanita dan merobohkan masjid-masjid.
“Apakah ini yang disebut Muslim. Mereka kaum terlaknat, dan thoghut,” ujar penulis kitab Tafsir Ayatil Ahkam dan Shofwatu Tafasir ini.
Ia menerangkan, kebiasaan buruk tersebut bukanlah ciri Muslim.
“Akidah Ahlus Sunnah tidak mengajarkan membunuh anak-anak, wanita dan mengutuk para sahabat,” tegasnya.
Di hadapan para jamaah shalat Jum’at Syeikh yang disebut-sebut mufassir abad ke-21 ini berpesan bahwa perbedaan di antara ulama’ Ahlus Sunnah adalah perbedaan pada soal ijtihad.
“Perbedaan di kalangan Asy’ari, Maturidi dan lainnya termasuk perbedaan di antara fuqaha seperti membaca bismillah pada fatihah Shalat itu bukan perbedaan prinsip”, tegas ulama yang pernah mengajar di Ribath Sayyid Muhammad al-Maliki Makkah.
Di antara mereka, tidak ada yang mengutuk para sahabat. “Mencela sahabat dan mengubah-ubah al-Qur’ah itu bukan Ahlus Sunnah wal Jamaah”.
Mengutuk sahabat seperti kaum Rafidhah bukan akhlak Ahlus Sunnah. “Bagaimana mungkin seorang Muslim yang baik melaknat sahabat. Padahal para sahabat diridhai oleh Allah swt, dan Islam menyebar hingga saat ini berkat jasa sahabat. Justru merekalah (Rafidhah) yang terlaknat”, pungkasnya.
Syeikh Ali al-Shobuni, adalah mufassir kenamaan yang hidup di abad ke-21. Karyanya Tafsir Ayatil Ahkam dipelajari oleh pelajar di seluruh dunia.
Mendunia
Syeikh al-Shobuni merampungkan program magisternya di universitas Al-Azhar dengan mengambil tesis tentang perundang-undangan dalam Islam pada tahun 1954 M. Kini, ia bermukim di Makkah dan tercatat sebagai salah seorang staf pengajar tafsir dan ulumul Qur’an di fakultas Syari’ah dan Dirosat Islamiyah universitas Malik Abdul Aziz. Selain dikenal sebagai pakar ilmu al-Qur’an, Bahasa Arab, Fikih, dan Sastra Arab, Syeikh Ali al-Shobuni pernah ditetapkan sebagai tokoh Muslim Dunia 2007 oleh DIQA. (bilal/arrahmah.com)