GAZA (Arrahmah.com) – Kementrian Pertanian Jalur Gaza mengumumkan total kerugian pada sektor pertanian akibat invasi militer Israel ke Jalur Gaza pada November kemarin mencapai USD 93 juta, menurut laporan PIC.
Kementrian tersebut menekankan bahwa penjajah Israel sengaja menargetkan lahan-lahan pertanian, fasilitas-fasiitas umum, dan sumur-sumur serta pelabuhan, pangkalan perahu dan kapal-kapal nelayan Palestina.
Dr. Nabil Abu Shamala, wakil menteri di Kementrian Pertanian, mengatakan pada saat konferensi pers bersama sejumlah menteri, bahwa “total kerugian pertanian mencapai USD 93.8 juta, meliputi USD 20,1 juta sebagai kerugian langsung dan USD 23,8 juga sebagai akibat dari kerusakan pada tanah di sebuah area sekitar 25 ribu Dunum (1 Dunum = 1.000 m²) di daerah perbatasan, ditambah dengan USD 50 juta pada kerugian tidak langsung.”
Dia menambahkan bahwa kerugian tidak langsung mewakili olhe sisa panen zaitun dan awal musim jeruk, dan tidak bisa memanen sayuran, terutama bawang dan tomat, selain itu juga menggagalkan ekspor buah pada puncak musim, ditambah keterlambatan musim tanaman, yang berdampak sepenuhnya pada produktivitas musim.
Abu Shamala juga mencatat bahwa sekitar 34 ribu pohon telah rusak akibat lahan sekitar 1.000 dunum menjadi target pengeboman oleh tentara Zionis.
Perang yang berlangsung selama 8 hari di Jalur Gaza bulan kemarin, telah menyebabkan kerugian materi dan jiwa sangat banyak, meskipun hal seperti ini bukan pertama kalinya dialami oleh rakyat Gaza.
Zionis Yahudi memang senantiasa berusaha menimpakan kerugian kepada rakyat Gaza, tetapi mereka tidak pernah bisa menghentikan semangat rakyat Gaza melawan penjajahan dan untuk bangkit kembali setelah bencana menimpa, dan di sisi lain Israel pun mengalami kerugian materi yang tak kalah besarnya. (siraaj/arrahmah.com)