GROZNI (Arrahmah.com) – Ketika wartawan Chechnya, Bilkhi Dudaeva berdiri dan bertanya kepada Vladimir Putin selama konferensi pers tahunan presiden berlangsung pada Kamis (20/12/2012), ia mungkin berpikir telah membuat tanah airnya bangga.
Tetapi sebaliknya, surat kabar di mana ia bekerja segera ditutup setelah pemimpin Chechnya yang kejam, Ramzan Kadyrov sangat marah atas pertanyaan yang dilontarkan sang jurnalis kepada majikannya Putin.
Putin segera mengalihkan dengan memberi jawaban : “Animasi di ruangan ini tidaklah pantas, kita sedang berbicara mengenai ayah Kadyrov yang tewas dalam ‘kepentingan’ rakyatnya dan saya meminta Anda menerima ini tanpa tawa.”
Ayah Kadyrov, Akhmad Kadyrov dibunuh dalam sebuah ledakan bom pada tahun 2004 di tengah perang dengan kelompok Mujahidin yang menolak untuk menerima kerjasama mantan mufti dengan Moskow.
Dudaeva mengatakan perdamaian tidak ada lagi di Chechnya sejak saat itu. “Sekarag, syukurlah Chechnya telah menjadi zona damai, kemakmuran, pembangunan secara umum, kita hidup baik dan damai di Chechnya kini.” Lalu ia bertanya kepada Putin mengapa kekerasan yang pernah terfokus di Chechnya telah menyebar ke tetangga. Dia juga menanyakan nasib sebuah stasiun radio lokal.
Pertanyaan-pertanyaan itu nampaknya tidak sesuai dengan keinginan Kadyrov dan membuatnya marah. Dalam beberapa jam, pemimpin boneka Chechnya segera mengeluarkan pernyataan untuk menutup surat kabar tempat Dudaeva bekerja.
“Berbicara tentang isi pertanyaannya, Kadyrov menyatakan bahwa mereka membawa karakter provokatif dan tidak secara langsung terkait dengan republik,” klaim pernyataan itu.
Kadyrov telah banyak dituduh menjadikan Chechnya seperti milik pribadi. Dia diduga menimbun kekayaan yang luas dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat mengerikan. (haninmazaya/arrahmah.com)