DAGESTAN (Arrahmah.com) – Situs jihadi Kavkaz Center mengutip sumber-sumber Dagestan bahwa sekelompok penjajah Rusia dan antek-antek mereka pada Sabtu (9/12/2012) menyerbu desa Chontaul, di distrik Rabbanikala (Kizilyurt), provinsi Dagesta, Imarah Kaukasus.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 22:30 malam, para penjajah itu menggedor pintu sebuah rumah warga di mana ada para wanita dan empat anak. Ketika mereka bertanya. “Siapa di sana?” para tentara itu menjawab, “Kalian akan tahu siapa…!”
Keluarga tersebut tidak berani membuka pintu karena curiga, kemudian para penjajah yang memakai topeng itu mendobrak jendela dan menerobos ke dalam rumah. Semua pintu, telepon, dan furnitur dirusak.
Tanpa memberikan kesempatan kepada keluarga tersebut untuk melengkapi pakaian mereka, mereka di bawa ke luar rumah, anak-anak kecil yang berpakaian setengah telanjang harus keluar di malam yang dingin.
Kemudian para penjajah itu membariskan mereka di jalan, salah satu dari mereka dipukul. Ketika ditanya, “Mengapa kalian membariskan kami di sini?”, tentara Rusia itu mengatakan, “Kami adalah para pengacau yang datang untuk membakar rumah kalian!”
Setelah para serdadu itu puas mengeluarkan kata-kata cacian dan hinaan. Salah satu dari mereka memerintahkan untuk memulai operasi.
Para korban itu, dua gadis muda, dan yang paling muda berumur satu tahun, disirami oleh bensin dengan niat untuk membakar mereka hidup-hidup. Pada saat itu, anak-anak berteriak dengan keras yang membuat para penjajah itu menarik diri karena takut para penduduk lainnya bangun dan melawan mereka.
Menurut saksi, para tentara Rusia itu datang dengan dua mobil. Dan pada saat yang sama, sekelompok dari mereka menyerbu rumah sebelah yang mana terdapat seorang pria, seorang nenek berumur 80 tahun dan empat anak-anak. Mereka dikumpulkan dalam satu rumah, lelaki yang diduga kepala rumah tangga di keluarga tersebut diikat dan didorong ke lantai, ia juga disirami bensin tetapi suara gaduh membuat para tentara itu takut para warga bangun dan menyergap mereka, akhirnya mereka juga mundur bersama rekan mereka lainnya.
Operasi semacam ini sering terjadi di desa-desa Muslim tanpa alasan yang benar, mereka sering diteror oleh para tentara Rusia yang sering berdalih mencari “teroris.” (siraaj/arrahmah.com)