JAKARTA (Arrahmah.com) – Bagaimana kabar dan kondisi terakhir Ustadz Aman Abdurrahman (semoga Allah SWT membebaskan beliau) di penjara? Menurut sebuah informasi yang dapat dipercaya, Ustadz Aman saat ini tengah didzolimi! Beliau dipindahkan ke sebuah sel yang tingginya hanya seukuran rukuk orang sholat. Benarkah demikian? Bagaimana hal ini bisa menimpa kepada seorang muslim muwahhid?
Surat Dari Balik Jeruji Besi
Sebelum informasi tentang kedzoliman terhadap Ustadz Aman beredar, sebuah surat dari balik jeruji besi beredar di dunia maya. Surat itu diyakini dari Ustadz Aman, mengabarkan kondisi terakhir beliau ketika selnya dipindahkan. Berikut penuturannya.
“Segala puji hanya milik Allah ta’ala yang bila menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya maka Dia mengujinya.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.
Ummu Sulaiman memberikan kabar kepada saya, bahwa ia mimpi melihat dua kamar gelap dan melihat ada dua lobang seperti tempat tidur disana, dan melihat saya di salah satunya bisa bangkit berdiri.
Waktu itu saya tidak mengetahui takwilnya, tapi saya yakin mimpi isteri saya sering tepat…
Dan ternyata pada hari rabu pagi saya dipindah di lantai dua di lokasi yang di situ hanya ada dua kamar yang memang gelap kalau tidak ada lampu walau di siang hari. Kamar yang satu diisi tahanan enam pria kasus narkoba dan kamar di hadapannya diisi saya sendirian. Ya kamarnya agak kumuh walau luas, listriknya juga tidak begitu terang. Persis seperti mimpi isteri saya..
Ya begitulah konsekuensi orang yang dicurigai sebagai pencuci otak kotor, tapi memang thaghut dan ansharnya selalu ingin masyarakatnya berotak kotor dengan kotoran ideologi kafir supaya mudah digiring ke arah yang mereka sukai.
Bersabarlah wahai jiwa, karena dunia ini sementara….
Bersabarlah, karena kezaliman akan sirna….
Kepada semua yang membaca suratku ini: Doakanlah saya agar istiqamah sampai berjumpa dengan Allah ta’ala di atas tauhid yang bersih.”
Abu Sulaiman
Di Tempat Isolasi baru
Islam Phobia Aparat
Mengapa sel Ustadz Aman selalu dipindah dan diisolasi? Ketakutan akan kebenaran (Islam) adalah alasan utama mengapa Ustadz Aman selalu mengalami isolasi, hingga hari ini. Aparat khawatir Ustadz Aman, pejuang tauhid, akan tetap memberikan siraman rohani kepada para tahanan yang lain.
Dalam catatan kaki suratnya, Ustadz Aman menyatakan :
“Ketika di Reskrim, Densus 88 memerintahkan agar saya dipindah ke Narkoba, karena di Reskrim saya bisa mengisi taklim kepada ikhwan di sana, sedang 88 tidak suka itu. Di Narkoba walau saya sendiri di kamar dan tidak bisa taklim, namun walau jarang sebagian ikhwan suka kirim kertas pertanyaan kepada saya, dan itupun tidak luput dari pantauan 88 yang memiliki jasus di tengah tahanan ikhwan yang melaporkan surat menyurat itu kepada 88 bahwa saya taklim lewat kertas, dan juga 88 sering menghati-hatikan ikhwan agar jangan dekat atau ngobrol dengan saya karena “berbahaya” atau “pikirannya sudah kebablasan” begitu kata mereka, namun ikhwan suka menyengaja dan memperlihatkan sikap tidak peduli dengan penghati-hatian itu. Maka jalan satu-satunya adalah menjauhkan saya dari ikhwan dengan pengisolasian yang jitu menurut mereka, supaya dengannya mereka menuai lipatan adzab atas kekafiran dan penghalang-halangan dari jalan Allah.
الَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُواْ يُفْسِدُونَ
“Orang-orang yang kafir dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, maka Kami tambahkan kepada mereka adzab di atas adzab dengan sebab pengrusakan yang mereka lakukan.” [An Nahl: 88]
Mereka membuat makar, dan Allah membalas makar mereka, sedangkan kemenangan pasti di sisi Allah ta’ala…
Ya Allah berikanlah kebaikan kepada hamba-Mu ini dan jadikanlah diri ini sebagai sebab banyak manusia mendapatkan hidayah dari Engkau…”
Benarkah kondisi Ustadz Aman yang paling akhir, yakni beliau ditempatkan di sel ‘biadab’ (seukuran rukuk orang sholat) tersebut? Umat harus peduli dan segera mengecek kebenaran informasi tersebut!
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)