ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan mengatakan pada hari Minggu (21/11/2010) pihaknya merasa puas dengan rencana NATO untuk menyerahkan kontrol keamanan kepada pasukan Afghanistan di akhir 2014. Namun pada saat yang sama, Pakistan pun memperingatkan agar NATO tetpa melihat realitas yang ada di lapangan sebelum akhirnya benar-benar mengambil keputusan untuk mundur.
Pakistan merupakan pihak yang penting bagi upaya pimpinan AS dalam ‘menstabilkan’ Afghanistan yang dilanda perang karena daerah persukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan diklaim salibis sebagai tempat bersembunyinya ‘militan’ Al Qaeda dan Taliban. Berulang kali Barat mendesak Pakistan untuk mengambil tindakan tegas terhadap wilayah ini.
Pada konferensi yang berlangsung di Lisbon, NATO sepakat untuk menyerahkan kontrol keamanan di Afghanistan pada tahun 2014. Keputusan ini tentunya menyenangkan beberapa negara-negara Barat yang selama ini kebingungan mencari jalan keluar perang yang terjadi hampir satu dekade.
NATO mengatakan pihaknya bisa menghentikan operasi tempur pada tahun 2014 juga, jika kondisi keamanan cukup baik, seperti yang disebut Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, sebagai kunci untuk setiap penarikan pasukan asing.
“Jadwal itu harus disesuaikan dengan realitas di lapangan dan kemampuan pemerintah Afghanistan untuk melanjutkan tanggung jawab keamanan mereka,” kata Qureshi pada Reuters melalui telepon dari Indonesia.
Sementara itu sejumlah analis merasa khawatir bahwa keputusan NATO ini akan serupa dengan keputusan yang pernah diambil Uni Soviet tahun 1989 yang dinilai meninggalkan Afghanistan dalam kondisi yang masih kacau, bahkan kekacauan itupun melebar ke Pakistan.
“Jika tentara Afghanistan gagal untuk mengambil alih kendali keamanan dan pasukan asing telah meninggalkan Afghanistan, maka akan ada perang saudara di Afghanistan dan hal ini akan berdampak besar bagi Pakistan,” kata Rahimullah Yusufzai, seorang ahli Taliban dan urusan suku.
wakil khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan Richard Holbrooke juga telah mengatakan bahwa 2014 tidak menandai akhir kehadiran pasukan salibis internasional di Afghanistan.
“Kehadiran asing akan tetap dilanjutkan dalam bingkai bantuan ekonomi, dan akan ada pelatihan lanjutan terhadap tentara Afghanistan dan polisi,” katanya kepada wartawan di Islamabad minggu lalu. (althaf/arrahmah.com)