LONDON (Arrahmah.com) – Seorang menteri pemerintahan Inggris mengatakan mantan tahanan yang menuduh pasukan Inggris terlibat dalam penyiksaan mereka, akan diberikan kompensasi.
Pemerintah Inggris diharapkan dapat membayar lebih dari 1,6 juta USD sebagai kompensasi untuk para mantan tahanan.
Inggris memberikan kompensasi untuk mantan tahanan Guantanamo, Kuba yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Inggris terlibat dalam penyiksaan para tahanan.
Ken Clarke, menteri kehakiman Inggris pada Selasa (16/11/10) mengatakan bahwa pemerintah telah setuju melakukan mediasi penyelesaian kasus ini, namun rincian lainnya menjadi rahasia.
Hal ini diyakini pemerintah Inggris memutuskan memberikan kompensasi untuk menyelesaikan masalah daripada melepaskan resiko terbukanya dokumen rahasia dalam setiap kasus di pengadilan terbuka.
Laporan media mengklaim bahwa setiap seorang tahanan akan menerima lebih dari 1,6 juta USD.
Langkah ini dilakukan setelah mantan tahanan Guantanamo, Bisher al-Rawi, Jamil el Banna, Richard Belmar, Omar Deghayes, Biryam Mohamed, Martin Mubanga seluruhkan melakukan tindakan melawan pemerintah dan Pengadilan Tinggi memerintahkan pelepasan 500.000 dokumen terkait di bulan Juli.
Harga yang harus dibayar
Di Februari, sebuah pengadilan Inggris mengeluarkan bukti bahwa Mohamed, seorang kelahiran Ethiopia berkebangsaan Inggris, telah mengalami kekejaman, tindak tidak manusiawi dan perendahan selama diinterogasi oleh agen AS.
Para ahli mengatakan, pemerintah berusaha menghindari kasus pengadilan mahal dan penyelesaian itu akhirnya disetujui setelah berminggu-minggu dilakukan negosiasi dengan dua pengacara bertindak sebagai Juri independen.
Paul Brennan, wartawan Al-Jazeera di London mengatakan bahwa rincian kasus itu “mungkin tidak akan pernah diketahui”.
“Hal ini menjadi bagian intrinsik dari perjanjian, kami mengerti, bahwa akan ada kerahasiaan,” ujarnya.
Shami Chakrabarti, derektur kelompok Liberty mengatakan berita kompensasi itu “tidak mengenakkan namun ada harga yang harus dibayar untuk pelanggaran hukum dan penyiksaan atas nama kebebasan itu”.
“Terdapat korban penyiksaan yang sebenarnya berhak mendapatkan perlindungan dari negara mereka.”
Pada bulan Juli tahun ini, David Cameron, perdana menteri, mengumumkan “penyelidikan” atas klaim bahwa tentara Inggris terlibat penyiksaan terhadap tersangka di luar wilayah Inggris setelah peristiwa 911.
Penyelidikan ini dimulai sebelum akhir 2010 dan diharapkan dapat dilaporkan dalam waktu 12 bulan. (haninmazaya/arrahmah.com)