PESHAWAR (Arrahmah.com) – Pasar di wilayah Pakistan barat dilaporkan banjir persenjataan militer dan suplai yang dicuri dari kontainer yang berlabuh di Pelabuhan Karachi dan menggunakan jalan darat menuju Afghanistan.
Barang-barang yang dijual termasuk, truk, kendaraan lapis baja, Humvee, kacamata night vision, makanan, komputer militer, peralatan komunikasi, generator listrik dan bahkan kebutuhan pribadi prajurit.
Pencurian juga termasuk Seragam Angkatan Darat dan yang paling penting IR (infra merah) yang digunakan tentara salibis AS untuk operasi malam hari yang membedakan diri dari musuh. Beberapa item yang dicuri jug atermasuk amunisi AS yang paling diklasifikasikan dalam persediaan Pentagon.
Terdapat laporan yang berulangkali dikeluarkan bahwa senjata AS dan NATO dicuri oleh atau dijual kepada Taliban baik di Pakistan maupun di Afghanistan. Pada awal September muncul laporan yang mengatakan bahwa senjata mesin minimi 59 dicuri selama perjalanan di Kandahar. Model 59 ini dapat menembak 1.000 kali per menit. The Daily Telegraph melaporkan pada 4 September 2010 bahwa setidaknya beberapa senjata telah dicuri dan digunakan untuk melawan tentara AS.
Blog Pakistan, thecurrentaffairs.com melaporkan pada tahun lalu bahwa Taliban Pakistan disuplai dengan mortir Amerika terbaru, roket dan senapan sniper. Pada 2 Agustus 2010, harian Pakistan, Dawn mempublikasikan sebuah cerita bagaimana senjata AS dicuri dan digunakan untuk melawan tentara Pakistan di Swat.
11 Oktober 2010, Dawn melaporkan bahwa lebih dari 500 truk pengangkut pasokan untuk tentara salibis AS dan NATO yang melalui Pakistan hingga saat ini menghilang dan belum ditemukan. Pencurian perlengkapan militer ini mereka katakan dapat digunakan untuk menemukan jalan menuju Taliban dan dan dapat dijadikan kunci untuk mengakhiri perang yang telah masuk tahun ke-10.
Pentagon tidak pernah mempublikasikan atau bahkan mengakui dihadapan publik tentang pencurian ini.”Perdagangan senjata ilegal merupakan pelanggaran serius yang membahayakan kehidupan prajurit militer kita di dalam dan luar negeri,” ujar David B. Fein,
Pentagon, CIA dan Departemen Luar Negeri AS terus selektif menerbitkan pemberitaan mengenai “kemajuan” di Afghanistan dan terus mengontrol, kadang-kadang menekan berita buruk tentang perang. Bagaimana seseorang bisa mempercayai kemajuan yang dibangga-banggakan Departemen Luar Negeri dan Pentagon bila tidak ada transparansi? (haninmazaya/arrahmah.com)