(Arrahmah.com) – Suku Jalja’al, salah satu suku besar dan berpengaruh di wilayah Shao, propinsi Islam Hiran membaiat Amir kelompok mujahidin Ash-Shabab Somalia. Peristiwa bersejarah itu dipublikasikan secara luas oleh kantor media Al-Kataib dalam sebuah video yang dirilis pada Kamis, 1 Muharram 1434 H bertepatan dengan 15 November 2012 M.
Penduduk dan tokoh-tokoh suku Jalja’al berkumpul di sebuah ruang pertemuan yang sederhana. Syaikh Ali Mahmud Raji mewakili dari Amir mujahidin Ash-Shabab dalam pertemuan baiat tersebut.
Dalam kata sambutannya, syaikh Ali mengatakan, “Baiat akan diberikan kepada syaikh Mukhtar Abu Zubair, amir propinsi-propinsi Islam dan sekaligus amir dari kelompok mujahidin Ash-Shabab. Saya hanya mewakili beliau.”
Ia menjelaskan, “Poin-poin baiat diambil dari poin-poin pembaiatan sahabat Anshar kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Sebabnya adalah kita ini meniti jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.”
Sementara itu salah seorang tokoh suku Jalja’ad dalam kata sambutannya mengatakan, “Sebagaimana yang kalian ketahui, di pundak kita ada tanggung jawab yang besar. Kita tidak boleh menelantarkan tanggung jawab tersebut, agar kita tidak ditanyai tentang keteledoran itu di hari kiamat kelak.
Atas nama kalian, saya katakan bahwa dengan izin Allah, kita harus mengambil perkara ini dengan kuat dan serius dan bertakwa kepada Allah dalam baiat ini. Tidak ada (makhluk) yang kekal dalam kehidupan ini. Setiap orang memiliki usia yang telah ditentukan. Keutamaan adalah mati sebagai syahid dan mati di jalan Allah.
Oleh karena itu, kita tidak boleh menyimpan harta, nyawa dan usaha kita demi memenuhi perjanjian dan menjaga baiat ini. Inilah yang saya minta dari kalian. Saya telah menerima hal ini dan kalian pun telah menerimanya.”
Seorang tokoh suku Jalja’ad lainnya kemudian melantunkan sebuah syair jihad. Ia memberikan kata sambutan, “Segala puji bagi Allah. Kami tegaskan bahwa kami telah mengambil baiat apa adanya. Maka barangsiapa di dalam hatinya masih ada keraguan, hendaknya ia menyampaikannya saat ini juga.”
Rupanya semua hadirin telah sepakat dengan ikhlas menerima baiat tersebut. Tidak ada seoran pun yang keberatan. Maka tokoh masyarakat itu berkata lagi, “Ya Allah, saksikanlah, bahwa kami mengambil baiat ini semata-mata demi mencari ridha-Mu dan kami akan mencurahkan harta dan nyawa kami untuk memelihara baiat ini.”
Syaikh Ali Mahmud Raji kemudian membaiat satu per satu para tokoh suku. Setiap tokohmaju ke depan, menjabat tangan syaikh Ali Mahmud Raji dan mengucapkan lafal baiat dengan hangat. Pekikan takbir mengiringi baiat mereka. Setelah itu syaikh Ali Mahmud Raji mengambil baiat secara umum atas seluruh anggota suku.
“Kalian membaiat saya, saya selaku wakil dari syaikh Abu Zubair, untuk mendengar dan taat baik dalam keadaan rajin maupun malas, untuk berinfak baik dalam kondisi lapang maupun sempit, (tetap mendengar dan taat) walau diperintah oleh orang yang lebih mementingkan diri mereka sendiri atas diri kalian, dan tidak merebut kepemimpinan dari pemegangnya kecuali jika kalian melihat kekafiran terang-terangan yang kalian memiliki buktinya dari Allah Ta’ala.
(Kalian juga berbaiat) untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, menerapkan syariat Allah, menegakkan hudud (hukum pidana Islam), berjihad melawan orang-orang kafir dan orang-orang murtad, tidak melindungi pelaku pembunuhan dan kejahatan lainnya, mengatakan kebenaran di jalan Allah tanpa takut celaan orang-orang yang mencela, memperjuangkan Islam di negeri kalian dan membelanya sebagaimana kalian membela nyawa kalian, istri kalian, dan anak-anak kalian sesuai kadar kemampuan kalian. Maka pahala kalian berada di sisi Allah.”
Seluruh anggota suku yang hadir dalam pertemuan itu serentak menjawab, “Kami membaiat Anda.”
Syaikh Ali Mahmud Raji mengakhir acara pembaiatan dengan berkata, “Kita berdoa kepada Allah semoga menjadikan pertemuan kita ini sebagai pertemuan yang dirahmati. Sebagaimana kita hari ini berkumpul di sini, semoga Allah mengumpulkan kita kelak di surga Firdaus yang tertinggi. Semoga Allah mengampuni perkumpulan kita ini dan meneguhkan hati kita, karena kita pasti akan diuji dan digoncangkan (dengan berbagai ujian).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam: “Sesungguhnya hati itu berada di antara jari-jari Ar-Rahman, Dia membolak-balikkannya sekehendak-Nya.”
Ya Allah, teguhkanlah kami di atas agama-Mu, hidupkanlah kami di atas agama-Mu dan matikanlah kami di atas agama-Mu.
Kita berkumpul hari ini bukanlah untuk tujuan-tujuan dunia, melainkan untuk memperjuangkan agama dan tauhid, agar kalimat Allah menjadi kalimat yang paling tinggi dan kalimat orang-orang kafir menjadi kalimat yang paling rendah. Hari ini usaha mereka telah sampai taraf mencoba memurtadkan kita dengan kekuatan mereka. Jika hari ini mereka mengerahkan tank-tank dan panser-panser mereka untuk memurtadkan kita dari agama kita, maka kita menolak keras hal itu.
Oleh karena itu kita katakan, terbunuh itu lebih baik daripada mereka memurtadkan kita dari agama kita. Harta kita dan nyawa kita adalah murah demi membela agama kita.”
Seluruh tokoh dan anggota suku memekikkan takbir.
Syaikh Ali Mahmud Raji kemudian berdoa dan diamini oleh seluruh yang hadir:
“Ya Allah, bantulah kami melawan orang-orang kafir. Ya Allah, bantulah kami melawan orang-orang kafir. Ya Allah, teguhkanlah kami di atas dien-Mu.”
Link download
Kwalitas tinggi 166,7 MB
http://archive.org/download/bai3aa/K_Bait_HQ.mp4
Kwalitas sedang 43,2 MB
http://archive.org/download/bai3aa/K_Bait_MQ.flv
Kwalitas mobile 8,5 MB
http://archive.org/download/bai3aa/K_Bait_Mobile.3gp
arsip:
http://archive.org/details/bai3aa
Live streaming
https://www.youtube.com/watch?v=Ak37RJxu4LA
http://www.dailymotion.com/video/xv4…yyy_shortfilms
Kejayaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya.
Yayasan Media Al-Kataib
Kelompok Mujahidin Ash-Shabab
Kamis, 1 Muharram 1434 H
15 November 2012 M
Sumber: Global Media Islamic Front
(muhib almajdi/arrahmah.com)