JAKARTA (Arrahmah.com) – Penggerebekan Pondok Pesantren Darul Akhfiya, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur dengan tudingan disinyalir menjalankan aktifitas perekrutan terorisme hanya karena ditemukan buku-buku jihad dinilai cukup mengkhawatirkan. Karena, pesantren-pesantren di Jawa Timur tidaklah asing dengan istilah jihad yang pernah dibumikan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari untuk melawan penjajah pada 10 November 1945 di Surabaya.
Hal ini disampaikan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththath, kepada arrahmah.com, Rabu (14/11) Jakarta.
” Ini sangat memprihatinkan, Bukankah Pesantren Tebu Ireng Jombang dan seluruh pesantren NU sedang memperingati Resolusi Jihad yang dikeluarkan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari agar umat Islam berjihad melawan pasukan Inggris yang ingin menjajah kembali Muslimin” tanyanya.
Oleh karena itu, ia menilai Densus 88 tidak memahami sejarah dan tidak menghormati para ulama di Jawa timur yang mensosialisasikan semangat resolusi Jihad.
“Benar-benar penggerebek itu ahistoris, dan tidak sopan kepada Hadratus Syaikh dan para ulama serta Syuhada” ungkap Ustadz Al Khaththath.
Sebelumnya diberitakan, sekelompok orang yang bukan berasal dari sejumlah daerah itu diusir warga karena aktifitas mereka dianggap mencurigakan. Setiap malam, digelar pengajian dan latihan beladiri secara tertutup di halaman rumah yang ditempati sejak sekitar setahun lalu itu. Di rumah tersebut mereka mendirikan pesantren Darul Akhfiya’. Namun Ustadz Nasirudin Ahmad, pengasuh pesantren Darul Akhfiya’ membantah pemberitaan tersebut. Ia menepis kecurigaan masyarakat dengan mengatakan anggota kelompoknya hanya beraktifitas sebagaimana pesantren pada umumnya, yaitu mengaji dan berlatih beladiri. “
“Kami tidak mengajarkan gerakan terorisme, namun hanya ilmu agama seperti pesantren umumnya. Selain itu, kami juga mengajarkan ilmu beladiri,” ujarnya.
Mereka dievakuasi atas nama pemberantasan terorisme oleh polisi yang mengaku ada barang bukti berupa buku jihad, keping cakram padat (VCD) jihad serta senapan rakitan laras panjang. (bilal/arrahmah.com)