LONDON (Arrahmah.com) – Uskup Agung Athanasios Dawood, yang berbasis di Inggris, mengajukan kasasi selama pelayanan di Gereja Ortodoks Suriah di London.
Uskup tersebut mengatakan orang Kristen telah tanpa pelindungan sejak invasi AS di tahun 2003.
Sedikitnya 58 orang tewas ketika pasukan keamanan Irak menyerbu sebuah gereja Katolik di Baghdad untuk membebaskan puluhan sandera.
Sejumlah orang bersenjata yang diduga Mujahidin Al-Qaeda Irak, memasuki gereja Our Lady Salvation di distrik Karrada selama misa pada hari Minggu (31/10/10), memicu sebuah pertempuran selama berjam-jam.
Mujahidin menghubungi otoritas boneka Irak melalui telepon seluler, menuntut pembebasan tahanan Muslim (Al-Qaeda-red) dan juga sejumlah Muslimah yang ditahan oleh Gereja Koptik di Mesir.
Setelah negosiasi gagal, pasukan boneka Irak menyerbu gedung dan akhirnya meletuskan pertempuran sengit di antara kedua kubu.
Pada Minggu (7/11), Uskup agung Athanasios Dawood mendesak seluruh umat Kristiani Irak agar meninggalkan Irak secepatnya dan memperingatkan akan ada serangan lebih banyak dari Al-Qaeda terhadap mereka.
Ia mengatakan kepada BBC bahwa serangan di gereja beberapa saat lalu merupakan “pembunuhan massal” dan kini tidak ada lagi tempat bagi orang Kristen di Irak.
“Orang-orang Kristen lemah, mereka tidak memiliki milisi dan mereka tidak memiliki partai politik,” ujarnya.
“Kau tahu, semua orang membenci orang Kristen. Ya, selama Saddam Hussein memimpin, kami tinggal dalam damai. Tidak ada yang menyerang kami. Kami punya hak asasi manusia, kami memiliki perlindungan dari pemerintah tapi sekarang tidak ada yang melindungi kita.”
Dia menuduh AS tidak memberikan janji-janjinya.
“Sejak tahun 2003, belum ada perlindungan bagi orang Kristen. Kami kehilangan banyak orang dan mereka telah membom rumah kita, gereja kita, biara,” katanya.
Uskup Agung meminta pemerintah Inggris untuk memberikan suaka kepada Kristen Irak, dan menyerukan kepada pemerintah Irak untuk melindungi orang Kristen dari serangan militan. (haninmazaya/arrahmah.com)