KAMPALA (Arrahmah.com) – Amerika Serikat berharap Uganda melanjutkan misinya “menjaga perdamaian” di Somalia di bawah payung Uni Afrika, meskipun ada ancaman untuk mundur sebagai protes atas sebuah laporan yang menuduh Kampala membantu pemberontak di Kongo timur.
Pemerintah di Kampala mengatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya akan menarik diri dari “misi penjaga perdamaian” di Afrika kecuali PBB menarik laporan yang menuduhnya mendukung pemberontak di negara tetangga, Republik Demokratik Kongo.
Wendy Sherman, pejabat departemen luar negeri AS untuk urusan politik yang menemui presiden Uganda Yoweri Museveni pekan lalu, mengatakan Museveni telah menyuarakan keprihatinan atas laporan PBB. Namun, Wendy mengharapkan Uganda akan mempertahankan pasukan di Somalia.
“Saya benar-benar mengharapkan komitmen Museveni terhadap ‘perdamaian dan keamanan’ di kawasan dan Uganda terus memainkan peran kepemimpinan yang dimilikinya baik secara diplomatis maupun kemiliteran,” ujar Wendy Sherman kepada wartawan di Nairobi.
Sebelumnya otoritas boneka Somalia juga mengharapkan hal serupa dari Uganda, untuk terus menyebar pasukannya di Somalia.
Uganda, Burundi dan Djibouti mengirim ribuan pasukan mereka ke Somalia di bawah kepemimpinan Uni Afrika. Mereka mengklaim membawa misi “perdamaian” untuk Somalia namun faktanya para tentara Uni Afrika ini menjadi momok menakutkan bagi warga sipil Somalia.
Tak jarang dilaporkan mengenai kematian warga sipil Somalia di tangan tentara Uni Afrika, selain itu laporan mengenai pemerasan dan kriminal lainnya juga sering terdengar dilakukan oleh tentara yang mengklaim sebagai “penjaga perdamaian”. Para tentara tersebut tak lain hanyalah boneka negara-negara Barat yang ingin menjegal gerak Mujahidin Somalia untuk menegakkan syariat Islam di sana. (haninmazaya/arrahmah.com)