CHITTAGONG (Arrahmah.com) – 30 jasad, yang diduga adalah Muslim Rohingya, ditemukan mengambang di dekat Saint Martin Island di Teluk Bengal pada hari Kamis (1/11/2012), menurut laporan nelayan yang sedang mencari ikan di perairan tersebut, dilansir Kaladan Press.
“Kami menemukan 30 tubuh orang yang sudah mati, yang mengambang di Teluk Bengal, tidak diketahui siapa mereka, kemungkinan para pengungsi Rohingya-yang melarikan diri dari Arakan- dan tidak ada yang menolong jasad-jasad ini,” kata seorang nelayan.
“Kami telah memberitahu pihak berwenang Bangladesh dan juga memberitahu rakyat di Maungdaw tentang jasad-jasad ini untuk dimakamkan, tetapi kami masih tidak melihat siapapun melakukannya.”
Para nelayan itu telah berusaha meminta izin dari otoritas Bangladesh untuk menguburkan jasad-jasad tersebut, tetapi tidak diberi izin.
“Kami berusaha mendapatkan izin dari otoritas Bangladesh untuk membawa dan menguburkannya, tetapi tidak dizinkan,” katanya.
Jika jasad-jasad tersebut adalah berasal dari perahu-perahu yang melarikan diri dari Arakan, mereka meninggal karena kelaparan atau kehausan. Mereka tidak diizinkan untuk mendarat oleh kedua pihak, otoritas Burma dan Bangladesh.
Pemerintah Burma tidak mengizinkan mereka berlabih di kota Maungdaw Selatan, demikian juga dengan Bangladesh, sehingga mereka terombang-ambing di atas air tanpa makanan dan obat-obatan.
Menurut laporan, lebih dari 35 perahu pengungsi Muslim terdampar di dekat Akyab (Sittwe) dan hampir 40 perahu terdampar di Saint Martin Island. Hanya 4 perahu yang bisa berlabuh di Maungdaw Selatan, tetapi otoritas setempat tidak mengizinkan mereka mencari tempat berlindung. Namun UNHCR berusaha untuk mendirikan kamp sementara untuk mereka. (siraaj/arrahmah.com)