ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Umat Muslim di wilayah kesukuan Pakistan merayakan hari raya ‘Idul Fitri dengan kewaspadaan dan ketakutan akan serangan-serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan penjajah.
“Kami berpikir apakah kita akan atau tidak akan dikorbankan pada hari ‘Id ini atas nama operasi militer,” kata Nasir Dawar, seorang warga kota Mir Ali di Waziristan Utara, kepada Onislam.net.
Muslim di Waziristan Utara telah merayakan hari raya dalam kepungan militer selama 4-5 tahun terakhir, menurut Dawar.
“Kami telah merayakan hari ‘Id di bawah kepungan selama empat-lima tahun terakhir,” katanya.
“Tetapi kali ini ketakutan operasi militer telah menambah kesengsaraan kami. Dahulu, hanya ada serangan drone menakuti kami, bahkan pada saat hari-hari ‘Id, tetapi nampaknya seolah-olah akan ada ‘hadiah’ tambahan pemboman dan penembakkan pada ‘Id ini.”
Sejak dimulainya invasi ke Afghanistan tahun 2001 yang dipimpin oleh AS-NATO, serangan-serangan drone AS rutin dilancarkan di wilayah kesukuan Pakistan dengan dalih memerangi “terorisme.” Tetapi korban terbanyak adalah warga sipil tak bersalah.
Menurut data kalkulasi, lebih dari 3.000 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah gugur dalam serangan-serangan drone di Waziristan sejak 2004. (siraaj/arrahmah.com)