ARAKAN (Arrahmah.com) – Malangnya nasib Rohingya di Arakan (Rakhine), setelah rumah mereka dibakar dan saudara-saudara mereka dibunuh, berusaha menyelamatkan diri namun dikejar-kejar dan dihalangi oleh pasukan keamanan dan warga Buddhis Rakhine.
Menurut sumber yang dilansir KPN, lebih dari 50 perahu yang penuh berisi warga Muslim Rohingya dari Kyaukpru dan Minbya telah meninggalkan tempat tinggal mereka untuk menyelamatkan diri mereka pada hari Rabu (24/10/2012). Namun kondisi mereka tidak diketahui, tetapi menurut informasi yang belum dikonfirmasi bahwa beberapa perahu ditahan oleh Angkatan Laut Burma di Akyab.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh BROUK (organisasi Rohingya Burma di Inggris), pada hari Rabu, sekitar 100 Muslim Rohingya berusaha melarikan diri dengan perahu tanpa mesin dari kota Pauktaw, namun dihadang oleh musyrikin Rakhine dan pasukan keamanan ketika tengah menuju kamp di Sittwe. Kemudian Buddhis Rakhine memindahkan semua wanita dan anak-anak Muslim ke perahu mereka dan membunuh semua para pemuda dan orang-orang tua (laki-laki) di sungai itu, menurut kesaksian seorang anak yang melarikan diri dari perahu.
Sementara lebih dari 32 perahu tanpa mesin yang mengangkut sekitar 2000 warga Muslim juga dihadang oleh Angkatan Laut Burma dan warga Buddhis, tidak diizinkan berlabuh di Sittwe sejak hari Kamis sore. Menurut seorang penumpang perahu, mereka menderita kelaparan karena terombang-ambing di atas air.
Di sisi lain, pihak keamanan perbatasan Bangladesh mengerahkan patroli ekstra di sepanjang sungai yang berbatasan dengan Burma sejak hari Kamis (25/10) setelah mendengar bahwa puluhan perahu yang membawa pengungsi Muslim Rohingya dari Arakan hendak mencari tempat yang aman.
“Kami telah meningkatkan kewaspadaan untuk memastikan mereka tidak bisa memasuki wilayah kami,” kata komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh, Kol. Zahid Hasan, dilansir KPN.
Ribuan Muslim Rohingya kini berada dalam situasi sangat kritis. Selain sulit menyelamatkan diri dengan menyeberangi perbatasan, mereka yang masih berada di darat juga terancam keselamatannya. Sejak hari Rabu pekan ini, sekitar 4000 warga Rohingya terpaksa tinggal di sawah-sawah di Pauktaw, karena rumah mereka ludes dibakar. Sekarang mereka menderita kelaparan dan mereka bisa diserang oleh musyrikin Buddhis kapan saja. (siraaj/arrahmah.com)