Arrahmah.Com–Bahgdad – Lusinan kelompok bersenjata yang berhubungan dengan Al Qaeda turun ke jalan Ramadi pada hari Rabu dalam sebuah pertunjukkan mengumumkan kota yang telah bergabung dengan sebuah Negara Islam yang terdiri dari warga Iraq Sunni provinsi Arab, ummat dan para saksi berkata.
Para Saksi di Ramadi, Ibu kota provinsi Anbar barat, berkata kelompok bersenjata yang berpakaian putih berjalan melalui kota sebagaimana pengeras suara masjid menyiarkan pernyataan Dewan Syura Mujahidin, sebuah kelompok militan yang dipimpin oleh Al Qaeda di Iraq.
“Kami dari Dewan Syura Mujahidin dan Amir kami adalah Abu Umar Al Baghdadi. Insya Allah kami akan menerapkan hukum Syari’ah disini dan kami akan memerangi orang-orang Amerika,” ujar seorang laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai Abu Harits, seorang pemimpin medan pertempuran.
“Kami telah mengumumkan Negara Islam. Ramadi adalah bagian darinya. Negara kami akan terdiri dari semua provinsi Sunni di Iraq,” Dia mengatakan dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters.
Kelompok yang sering mengklaim bertanggungjawab atas penyerangan melawan US. – kekuatan pemerintahan dan pemerintahan syi’i di Baghdad.
Minggu lalu Dewan Syura Mujahidin mengumumkan pembentukan koaliasi Mutayibiin untuk mengatur perang melawan USA kekuatan pemerintahan dan menghimbau para pemimpin Muslim Sunni untuk bergabung.
Koalisi yang menuntut untuk terpisahnya Negara Islam “Untuk melindungi agama kami dan orang-orang kami, mencegah perselisihan dan demikian itu adalah darah serta pengorbanan syahid kalian tidak sia-sia.”
Abu Harits berkata Negara itu akan dipimpin oleh Abu Umar Al Baghdadi, seorang militan yang tidak begitu dikenal. Negara tersebut termasuk area Sunni di Baghdad, dan provinsi Anbar, Diyala, Kirkuk, Salahiddin, Nineveh, bagian dari Babil dan Wasit. Iraq mempunyai 18 provinsi.
Militer AS berkata ia tidak menyadari ada barisan oleh kelompok bersenjata di Ramadi.
Pengumuman hari rabu bisa menciptakan ketegangan di antara Sunni Arab dan bisa membawa konflik lebih lanjut atas siapa yang akan mengendalikan jantung negeri Arab Sunni.
Di Anbar, yang membangunkan 3 wilayah Iraq dan itu adalah jantung negeri pemberontakan Sunni Arab, Sebagian para pemimpin Sunni sudah berjanji untuk menerima Al Qaeda, dimana mereka menyalahkan gangguan sebuah penafsiran kasar tentang Islam Sunni.
Al Qaeda di Iraq melawan AS – proses politik yang telah didukungnya dan menyerukan kepada pejabat Sunni mengambil bagian di parlemen dan menjadi pengkhianat pemerintahan.
Pejuang lainnya yang tidak menyebutkan namanya berkata Ramadi adalah baru permulaan dan sisa profinsi lainnya akan menyusul.
Dia berkata Negara Islam Sunni adalah sebuah jawaban atas keputusan minggu lalu oleh Syi’i di Iraq – yang telah mengendalikan parlemen membiarkan hukum yang membolehkan profinsi membentuk daerah federal. Dia berkata aturan itu memperlemah orang-orang Sunni.
Sebagian pemimpin Syi’i menginginkan untuk membuat sebuah daerah di jantung negeri syi’i yang kaya minyak di selatan. Partai politik Arab Sunni melawan federalisme, dengan mengatakan itu akan menyebabkan Iraq terpecah belah.
“Kami membutuhkan keamanan hak-hak orang Sunni berdasarkan Syari’ah Allah,” ujarnya,”Siapa yang berani melawan Syari’ah Allah?”
Abu Harits berkata Sunni Arab telah terpinggirkan.
“Kami semua orang-orang Iraq dan kami akan berperang untuk hak-hak orang Sunni. Kami ingin membawa keadilan kembali kepada orang-orangnya.”
Oleh Mariam Karouny (Reuters)