JAKARTA (Arrahmah.com) – Polri tidak berani lagi berspekulasi kelompok Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) sebagai pelaku pembunuhan anggota Buser Polres Poso Pesisir Briptu Andi Sapa dan Kanit Intel Polsek Poso Pesisir Brigadir Sudirman yang ditemukan tewas pada Selasa (16/10) di Kampung Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso, Sulawesi Tengah,
“Belum kita ketahui dan tentu kita terus mengumpulkan berbagai informasi yang terkait kasus lainnya yang selama ini menjadi arah fokus penyelidikan tim kita di Poso. Kami belum dapat menjelaskan secara detail langkah penyidikan apa yang telah dilakukan tapi kami berharap dapat menemukan tersangka dengan secepatnya,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, hari ini seperti dikutip dari Beritasatu.com.
Diberitakan sebelumnya, menurut penyidik Densus 88/Antiteror, kedua korban itu sedang mengumpulkan bahan keterangan di Desa Tamanjeka, Poso. Tempat itu dicurigai basis laskar di bawah Santoso yang tengah dikejar. Santoso dinyatakan buron kasus teror nomor wahid saat ini. Namanya selalu muncul dalam setiap pengungkapan isu terorisme.
Santoso dianggap sebagai anggota jaringan Abu Tholut alias Mustafa yang diyakini polisi merupakan panglima perang JAT. JAT pun, berulangkali membantah dan menyatakan jika Abu Tholut sudah keluar dari JAT.
Nama Santoso kembali muncul pada Senin (8/10) saat Densus 88/Mabes Polri menangkap buron bernama Imron di Palu, Sulawesi Tengah tak jauh dari Poso. Imron dinilai terkait dengan latihan para militer di Poso. (bilal/arrahmah.com)