WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat (AS) mulai menegosiasikan dengan rezim boneka Kabul terkait perpanjangan masa kehadiran pasukan setelah tahun 2014, yang pemerintahan teroris Obama mengklaim bahwa perang di Afghan akan berakhir pada tahun tersebut.
Wakil Presiden Joe Biden, pada saat debat minggu lalu dengan kandidat VP Paul Ryan, sekali lagi mengatakan kepada puluhan juta warga Amerika, bahwa AS akan angkat kaki dari Afghanistan pada 2014.
“Kami akan pergi pada periode 2014, dan dalam proses itu, kita akan menabung USD 800 juta lainnya selama 10 tahun ke depan,” kata Biden, dikutip Antiwar.
“Kita telah berada dalam perang ini selama lebih dari satu dekade. Tujuan utama kita “hampir” selesai. Sekarang kita semua menempatkan pemerintahan Kabul dalam posisi untuk mampu menjaga keamanan mereka sendiri. Ini adalah tanggung jawab mereka, bukan Amerika,” tambah Biden.
Tetapi para perundung AS telah bertemu di Kabul pekan lalu untuk membicarakan tentang kesepakatan keamanan formal yang akan mengatur keberadaan pasukan AS setelah tahun 2014.
Pada hari Senin (15/10/2012), NATO juga mengumumkan bahwa pihaknya juga akan menempatkan pasukan di Afghanistan setelah 2014 bersama pasukan AS, diduga dengan dalih sebagai “pelatih” dan “penasehat.”
Wall Street Journal minggu lalu melaporkan bahwa “para pejabat Barat telah menyebutkan sisa pasukan Amerika berkisar dari beberapa ribu hingga 20.000.”
Micah Zenko, dari Dewan Hubungan Luar Negeri, menulis bahwa “beberapa pembuat kebijakan AS menduga bahwa Afghanistan akan melayani AS sebagai pusat untuk operasi “khusus” dan serangan-serangan drone ke Pakistan.
Misi perang pimpinan Amerika bertujuan untuk menyingkirkan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan dan membangun pemerintahan sesuai keinginan aliansi Barat, namun kenyataannya misi mereka gagal dan para ahli serta komentator politik mengakui bahwa misi ini sepenuhnya sia-sia.
Sebab Mujahidin tetap kuat seperti sebelumnya meskipun telah menghadapi 11 tahun invasi militer berkekuatan besar, gabungan antara aliansi penjajah Barat dan rezim boneka lokal. Dan Mujahidin telah mengatakan bahwa mereka akan tetap berjuang walaupun jika penjajahan ini diperpanjang hingga 100 tahun. (siraaj/arrahmah.com)