KANADA (Arrahmah.com) – Meskipun awalnya membuat khawatir, namun ancaman serangan atau teror terhadap masjid-masjid di kota Charlottetown, timur Kanada, tidak mampu untuk menggoncangkan masyarakat Muslim setempat.
“Itu hanya ancaman. Saya menghabiskan sebagian waktu yang baik dalam hidup saya di sini. Ini adalah rumah bagi saya,” kata Zain Esseghaier, yang telah menjadi penduduk Charlottetown 33 tahun lalu, mengatakan kepada Toronto Star.
Diketahui dalam minggu-minggu terakhir masjid-masjid di kota Charlottetown mendapatkan sejumlah teror.
Dua pekan lalu, sebuah botol berisi bensin dengan bertuliskan “Kalahkan Jihad” ditemukan di pintu depan masjid Dar As-Salam.
Teror demikian terjadi dua bulan setelah sebuah truk kontraktor yang sedang bekerja di bangunan Masjid dibakar pada bulan Agustus.
Sebuah kepala babi juga sengaja ditinggalkan di tempat sebuah Masjid baru di kota itu pada Oktober tahun lalu.
“Tentu saja, kalian bingung pada awalnya,” ujar Esseghaier.
“Kalian akan bertanya-tanya tentang langkah berikutnya yang akan datang? Akankah seseorang melemparkan sebuah molotov melalu jendela ketika seseorang sedang beribadah?”
Masjid di Kanada sering menghadapi ancaman dan teror. Selain serangkaian teror yang telah disebutkan, pada Agustus lalu sebuah Komisioner Penjaga Pantai Victoria telah mengancam untuk meledakkan sebuah Masjid baru di selatan kota Victoria.
Hal demikian sempat membuat Muslim setempat mekhawatirkan keselamatan mereka, namun mereka berusaha untuk tetap tabah dan tegas.
Esseghaier adalah salah satu Muslim di kota itu yang tetap tabah menghadapi serangkaian teror seperti itu.
“Tidak ada yang akan memaksa saya untuk pergi,” Essaghaier mengegaskan.
“Kami memutuskan untuk terus berjalan. Kami tidak akan membiatkan ancaman ini menghentikan apa yang kami lakukan (sebagai Muslim -red). Tidak ada keraguan tentang itu di dalam pikiran saya,” Essaghaier kembali menegaskan.
Sebagian Muslim setempat merasa bahwa sebagian orang-orang non-Muslim di sekitar mereka tidak mengetahui tentang Islam, sehingga mereka tetap berusaha berbaik sangka terhadap orang-orang di sekitar mereka, menurut mereka pelaku teror tidak mewakili karakter seluruh masyarakat. Hanya saja mereka tidak mengerti mengapa mereka diancam dan diteror, karena selama ini mereka bersikap damai di lingkungan mereka.
Charlottetown adalah ibukota provinsi Prince Edward Island, yang merupakan rumah bagi sekitar 500 Muslim.
Bertahun-tahun Muslim di kota tersebut harus shalat di basement, ruang gym dan ruang-ruang kelas di kampus, adanya masjid adalah salah satu sarana untuk mempertahankan populasi Muslim, karena masjid adalah tempat utama di mana Muslim bisa menunjukkan keislaman mereka secara terbuka di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim. (siraaj/arrahmah.com)