TEL AVIV (Arrahmah.com) – Naskah Laut Mati atau Dead Sea Scrolls, naskah yang disebut-sebut sebagai salah satu penemuan arkeologi terpenting dalam sejarah manusia, akan segera bisa dinikmati secara online melalui internet.
Baru-baru ini, otoritas benda antik Israel (Israel Antiquities Authority/ IAA) telah menunjuk Google untuk mendigitalisasi kumpulan naskah laut mati.
“Ini adalah penemuan terpenting di abad 20, dan kita bisa menyebarkannya dengan teknologi yang paling canggih di abad yang akan datang,” kata Project Director IAA, Pnina Shor seperti diberitakan dari Discovery.com.
Konservasi terhadap manuskrip-manuskrip kuno ini memang menjadi perhatian IAA sejak lama. Perawatan yang kurang optimal serta praktek-praktek display yang dilakukan pada dekade-dekade terakhir, telah menyebabkan konsekuensi ‘bencana’ bagi kelestarian naskah ini, kata Shor.
Oleh karenanya, IAA memutuskan untuk menyediakan rekaman gambar manuskrip yang bisa mencegah degradasi lebih lanjut. Naskah ini dikhawatirkan tak tahan lagi untuk difoto, karena paparan cahaya dan udara bisa berakibat fatal terhadap naskah-naskah itu.
Oleh karenanya proyek beranggaran US$3,5 juta (Rp 31,25 miliar) itu, akan menggunakan teknologi pencitraan multi-spektral dan pemindaian infra-merah yang dikembangkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) untuk menyalin naskah-naskah itu ke dalam bentuk digital dengan kualitas render terjernih.
Artefak-artefak itu sendiri kini berada di Museum Israel di Yerusalem. Saat tidak diperlihatkan, artefak itu disimpan di tempat yang gelap, serta ruang penyimpanan dengan suhu, kelembaban, dan cahaya yang dikondisikan persis seperti kondisi di tempat di mana naskah ini ditemukan.
Seluruh Naskah Laut Mati sebenarnya sudah diabadikan melalui foto sejak tahun 1950-an. Namun, akses terhadap foto-foto dan dokumen itu telah dibatasi. Hanya sekitar empat pakar konservasi yang diperbolehkan untuk menangani fragmen-fragmen naskah dan para ilmuwan juga dibatasi waktu mereka untuk mempelajari naskah ini secara langsung.
Naskah Laut Mati merupakan perkamen dan gulungan kulit, papirus, dan tembaga bertuliskan teks-teks berbahasa Ibrani, Yunani, dan Aramaik, yang ditemukan pada 1947 oleh seorang penggembala di gua Qumran, dekat Laut Mati.
Naskah ini terdiri dari 30 ribu fragmen dari 900 manuskrip, yang memuat beberapa teks kuno dari abad 3 SM hingga tahun 70 M. Di antaranya memuat teks injil, dan salah satu yang tertua adalah salinan teks Sepuluh Titah Tuhan (Ten Commandments).
Ia mengungkapkan perkembangan Yudaisme dari periode Hellenistic dan persinggungannya dengan sejarah awal Kristen. Melalui proyek ini, diharapkan gambar pertama naskah ini sudah bisa dinikmati secara online dalam beberapa bulan ke depan.
“Bila sudah online, maka gulungan naskah-naskah ini tak perlu lagi diekspos, dan setiap orang bisa melihatnya secara langsung, di kantor atau sambil duduk di atas sofa rumahnya,” kata Shor. (haninmazaya/SuaraMedia/arrahmah.com)